Introduksi Onomatope dalam Bahasa Jepang

GIONGO, GITAIGOKotoba, Onomatope

Hallo, teman-teman!!

Mendengar kata 'Jepang' apa yang terlintas dalam benak teman-teman? Hmm… Budayanya? Teknologinya? Atau, animenya? Haha 😁😁

Jepang memang negara yang menarik sekali, di bidang budaya, teknologi, dan animenya. Namun, pada artikel ini, saya tidak akan membahas itu melainkan akan membahas tentang kata tiruan yang ada di Jepang. Apa sih itu ?

Pada masyarakat Jepang, kata tiruan ini disebut ONOMATOPE オノマトペ. Onomatope ini dapat digunakan sebagai kata keterangan yang menerangkan keadaan, bunyi suatu benda atau bunyi aktivitas pada kondisi atau situasi tertentu.

Teman-teman, tahu gak sih?! Negara Jepang adalah salah satu negara yang memiliki banyak kata tiruan lho. Baik itu tiruan dari bunyi atau pun dari kondisi, keadaan, perasaan, bahkan emosi. Bukan main-main, jumlah kata tiruannya pun ada 4.500 kata. Waaaaaaahhhhhh… banyak banget!!!

Jenis-jenis Onomatope

Pada dasaranya, onomatope terbagi menjadi dua bagian, yaitu gion-go dan gitai-go.

1. GION-GO 擬音語

Adalah kata-kata yang secara langsung menggambarkan suatu bunyi yang keluar dan terdengar oleh telinga. Secara umum, gion-go terbagi menjadi dua, yaitu gion-go dan gisei-go.

1-1. GION-GO 擬音語

Berasal dari kanji 擬(gi)-音(on)-語(go) yang artinya 擬(meniru)-音(bunyi)-語(bahasa). Dari arti setiap kanji gion-go tersebut dapat disimpulkan bahwa giongo adalah kata atau sekumpulan kata yang meniru suatu bunyi yang dibuat oleh benda mati dan terdengar oleh telinga.

Contoh Gion-go 😀

  1. ドカン (Dokan) = suara ledakan.
  2. どんどん (Dondon) = suara pukulan terus menerus.
  3. ザアザア (Zaazaa) = suara hujan deras.

1-2. GISEI-GO 擬声語

Berasal dari kanji 擬(gi)-声(sei)-語(go) yang memiliki arti 擬(meniru)-声(suara)-語(bahasa). Dari arti setiap kanji gisei-go ini dapat disimpulkan juga bahwa gisei-go adalah kata atau sekumpulan kata yang meniru suatu suara yang dibuat oleh makhluk hidup dan terdengar oleh telinga.

Contoh Gisei-go 😀

  1. ワンワン (Wan-wan) = suara anjing, “guk guk”.
  2. コケコッコー (Kokekokko) = suara ayam jantan, “kukuruyuk”.
  3. ケロケロ (Kero-kero) = suara kodok, “wok wok”.

2. GITAI-GO 擬態語

Adalah kata-kata yang secara tidak langsung menggambarkan suatu keadaan fenomena yang tidak berhubungan dengan bunyi, tetapi secara simbolis berbunyi. Gitai-go terbagi menjadi dua, yaitu gitai-go dan gijou-go. Berikut, penjelasan tentang gitai-go dan gijou-go.

2-1. GITAI-GO 擬態語

Berasal dari kanji 擬(gi)-態(tai)-語(go) yang memiliki arti 擬(meniru)-態(keadaan)-語(bahasa). Dari arti setiap kanji gitai-go tersebut dapat disimpulkan bahwa gitai-go adalah kata-kata yang menggambarkan keadaan, kondisi, atau perilaku dari luar, terasa oleh indra manusia selain pendengaran.

Contoh Gitai-go 😀

  1. ピカピカ (Pika-pika) = kilau kilau.
  2. ボロボロ (Boro-boro) = compang-camping.
  3. びしょびしょ (Bisho-bisho) = basah kuyup.

2-2. GIJOU-GO 擬情語

Berasal dari kanji 擬(gi)-情(jou)-語(go) yang artinya 擬(meniru)-情(perasaan orang)-語(bahasa). Dari arti setiap kanji gijou-go tersebut dapat disimpulkan bahwa gijou-go adalah kata-kata yang menggambarkan keadaan psikologis atau perasaan bahkan emosi.

Contoh Gijou-go 😀

  1. はらはら (Hara-hara) = degdegan.
  2. ドキドキ (Doki-doki) = berdebar-debar.
  3. いらいら (Irai-ra) = frustrasi karena terkendala.

Onomatope ini biasanya digunakan sebagai kata keterangan dalam sebuah kalimat ataupun sebagai kata tiruan secara tunggal untuk menerangkan suatu keadaan atau perasaan yang cukup rumit diterangkan, agar mudah dipahami dalam satu kata. Baik itu sebuah kalimat secara lisan ataupun tulisan. Oh, ya. kita sudah kenal negara Jepang sebagai pusat manga di dunia kan?! Nah, onomatope ini sangat sering digunakan juga dalam manga di Jepang. Tentunya, onomatope sangat bermakna bagi masyarakat Jepang. Seperti kamu yang bermakna bagi aku, kyaaaaaa…🙈🙈🙈

Kelas Kata Onomatope

Satu lagi, selain digunakan sebagai kata keterangan dalam sebuah kalimat ataupun dalam percakapan, onomatope juga sering dapat menjadi sebuah kata sifat, kata kerja, bahkan menjadi kata benda. Yup simak penjelasannya di bawah ini.

Kata Kerja

Onomatope dapat digunakan sebagai kata kerja apabila di akhir pada onomatope tersebut dibubuhi kata する (suru). Kebanyakan onomatope sebagai kata kerja adalah "gitai-go". Secara harfiah, する memiliki makna "merasa" atau "melakukan".

Contoh

ハラハラ (hara-hara)

ハラハラ + する → ハラハラする
hara-hara + suru → hara-hara suru
kegelisahan + merasa → merasa gelisah

ドキドキ (doki-doki)

ドキドキ + する → ドキドキする
doki-doki + suru → doki-doki suru
berdebar-debar + merasa → merasa berdebar-debar

Kata Sifat

Onomatope dapat digunakan sebagai kata sifat yang berfungsi untuk menerangkan keadaan kata benda. Biasanya, kata sifat onomatope dibubuhi partikel の (no) untuk menerangkan kata benda berikutnya, atau onomatope digunakan sebagai predikat (keterangan untuk subjek) secara langsung. Tapi ingat ya, tidak semua onomatope dapat digunakan sebagai kata sifat.

Contoh

1.Onomatope + の + Kata Benda

☆ボロボロ (boro-boro)

ボロボロ + の + ふくボロボロふく
boro-boro + no + fuku → boro-boro no fuku
compang-camping + no + pakaian → pakaian yang compang-camping

☆ピカピカ (pika-pika)

ピカピカ + の + ゆかピカピカゆか
pika-pika + no + yuka → pika-pika no yuka
Berkilap-kilap + lantai → lantai yang berkilap-kilap

2. Subjek + Onomatope (Predikat)

わたしふくボロボロです。
Watashi no fuku (subjek) wa boro-boro desu (predikat).
Pakaian saya compang-camping.

トイレのゆかピカピカです。
Toire no yuka (subjek) wa pika-pika desu (predikat).
Lantai di toilet berkilap-kilap.

Kata Benda

Onomatope sendiri dapat menjadi kata benda dalam kalimat.

Contoh

ドキドキまりません。
Doki-doki(kata benda) ga tomari-masen.
Debarannya tidak berhenti.

のんびり一番いちばんです。
Nonbiri(kata benda) ga ichi-ban desu.
Santai adalah terbaik.

Kata Keterangan

Nah, kalo ini sering sekali. Onomatope dapat digunakan sebagai kata keterangan. Biasanya, sebuah kata onomatope sudah dapat berfungsi sebagai kata keterangan tanpa menambah kata apa pun. Tetapi, terkadang partikel と (to) atau に (ni) dibubuhkan sesuai konteks. Secara hafiah, partikel と (to) menunjukkan kutipan, sedangkan に (ni) menunjukkan perubahan keadaan.

Contoh

1. Secara Tunggal

かぜビュービューいています。
Kaze ga byuu-byuu fuite i-masu.
Anginnya bertiup-tiup.

あたまぐるぐるまわっています。
Atama ga guru-guru mawatte i-masu.
Kepalanya pusing berputar-putar.

2. Onomatope + と(to): Kutipan

ゲラゲラわらいました。
Gera-gera to warai-mashita.
Tertawa terbahak-bahak.

きらきらかがやいています。
Kira-kira to kagayaite i-masu.
Bersinar berkilau-kilau.

3. Onomoatope + に(ni): Perubahan

ふくびしょびしょれました。
Fuku ga bisho-bisho ni nure-mashita.
Pakaiannya jadi basah kuyup.

さかなカチカチこおりました。
Sakana ga kachi-kachi ni koori-mashita.
Ikannya membeku dengan sangat keras.

Penulisan Kata Onomatope

Terlihat baik katakana maupun hiragana untuk menulis berbagai onomatope. Namun, biasanya, huruf katakana digunakan untuk onomatope yang meniru "bunyi" secara langsung (gion-go), dan digunakan pula agar terlihat lebih jelas atau mempertegas onomatope yang sedang disampaikan dalam kalimat. Sedangkan, biasanya hiragana digunakan untuk mengekspresikan "keadaan" secara tidak langsung (gitai-go), dan digunakan pula untuk menyampaikan kesan yang lebih lembut. Meskipun ada kebiasaan atau imbauan untuk menulis onomatope, yaitu katakana untuk gion-go dan hiragana untuk gitai-go, katakana ataupun hiragana, keduanya dapat digunakan baik untuk gion-go maupun gitai-go tergantung perasaan atau kesan yang ingin disampaikan oleh pembicara. Penggunaan huruf di atas bukanlah sebuah aturan karena setiap orang memiliki maksud (atau dapat dikatakan feeling) yang berbeda-beda dalam menyampaikan sesuatu.

Itulah penjelasan tentang kata tiruan di Jepang alias ONOMATOPE. Semoga menambah wawasan bagi kita semua ya. Sekiaaaaaaaaaaaann. 😀😀😀😍😍😍