Mood dalam Bahasa Jepang I
1. Introduksi Mood
Kata istilah “mood” adalah salah satu struktur kalimat yang menunjukkan perasaan, pandangan, atau maksud pembicara.
Pada dasarnya, bahasa Indonesia menunjukkan perasaan, pandangan atau maksud pembicara dengan cara membubuhkan kata kata tertentu di depan predikat. Misal,
Makan bakso. (hanya menyatakan hal “makan bakso”)
↓ mengisi perasaan/pandangan/maksud pembicara ke dalam kalimat.
“Mau” makan bakso. (menyatakan “keinginan”)
“Mari” makan bakso. (menyatakan “ajakan”)
“Akan” makan bakso. (menyatakan “kemungkinan”)
Sedangkan, bahasa Jepang menunjukkan perasaan, pandangan atau maksud pembicara dengan cara membubuhkan kata kata tertentu di belakang predikat. Misal,
Bakso o taberu. (hanya menyatakan hal “makan bakso”)
↓ mengisi perasaan/pandangan/maksud pembicara ke dalam kalimat.
Bakso o tabe “tai desu”. (menyatakan “keinginan”)
Bakso o tabe “mashoo”. (menyatakan “ajakan”)
Bakso o taberu “deshoo”. (menyatakan “kemungkinan”)
2. Mood dalam Bahasa Jepang
Struktur Kalimat
Hal (kalimat) + kata mood
Pembicara menyatakan perasaan, pandangan, atau maksud pembicara terhadap hal
Penjelasan
Dalam bahasa Jepang, kalimat yang mengandung perasaan, pandangan atau maksud pembicara disebut sebagai “mood”. Kalimat mood terdiri dari “hal (kalimat dasar)” dengan “kata mood”. “Hal” merupakan kalimat dasar yang hanya menjelaskan kenyataan, sedangkan “kata mood” menunjukkan perasaan, pandangan atau, maksud pembicara secara “subjektif”. Hubungan antara hal dengan kata mood dapat diekspresikan seperti tubuh(hal) dibungkus dengan pakaian perasaan (kata mood) pada setiap situasi.
Dua Jenis Kalimat
Terdapat dua jenis kalimat mood, yaitu untuk menunjukkan perasaan atau pandangan pembicara terhadap “hal”, dan untuk menunjukkan maksud pembicara kepada “lawan bicara” biar “lawan bicara” dipengaruhi dan digerakkan oleh maksud pembicara.
1. Terhadap Hal
Ame ga furu. (hanya menyatakan hal “hujan turun”)
↓ + perasaan/pandangan pembicara terhadap hal
Ame ga furu “kamo shire-masen”
Mungkin hujan turun. (menyatakan “kemungkinan”)
Ame ga furu “hazu desu”.
Pasti hujan turun. (menyatakan “keyakinan”)
Ame ga furu “rashi-i desu”.
Katanya, hujan turun. (menyatakan “perkiraan” dari kabar angin)
dan lain-lain.
2. Kepada Lawan Bicara
Bakso o taberu. (hanya menyatakan hal “makan bakso”)
↓ + maksud pembicara kepada lawan bicara
Bakso o tabe “masen ka”. (menyatakan “ajakan”)
Bakso o tabete “kudasai” (menyatakan “permintaan”)
Bakso o tabete “mo ii desu” (menyatakan “izin”)
Bakso o tabete “wa ike-masen” (menyatakan “larangan”)
dan lain-lain.
*Pembicara menunjukkan maksud pembicara kepada lawan bicara biar lawan bicara dipengaruhi dan digerakkan oleh maksud pembicara.