TAK KENAL MAKA TAK SAYANG (karya lomba menulis 2023)
Jepang adalah negara yang mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita sejak kecil sebagai orang Indonesia, karena negara Jepang selalu saja muncul dalam mata pelajaran sejarah di sekolah kita. Dalam buku pelajaran sejarah, kita selalu mengenal Jepang sebagai musuh terkejam yang pernah menjajah negara Indonesia. Oleh karena itu, banyak dari kita merasa dikhianati dan marah atas apa yang pernah dilakukan oleh pendahulu rakyat Jepang yang pernah mengklaim dirinya sebagai saudara tua dari Indonesia yang katanya ingin melindungi dan menyejahterakan rakyat Indonesia dari belenggu penjajahan, tetapi malah melakukan hal yang sebaliknya. Hal inilah yang terjadi pada diriku, buku-buku sejarah yang kubaca dan pelajari selama ini seakan-akan menjadi doktrin yang membuatku secara otomatis membenci negara yang sering disebut negara sakura ini. Akan tetapi, semua itu telah berubah sejak aku mulai penasaran dan mencoba mengenal Jepang lebih jauh.
1. Awal Mula Penasaranku Terhadap Jepang
Pada saat itu, aku sibuk menggulir layar handphone untuk melihat laman akun Instagramku, secara tidak sengaja aku melihat suatu gambar yang sangat indah bergambarkan kuil dan beberapa pepohonan yang daunnya telah menguning. Seperti terhipnotis akupun melihat akun tersebut dan melihat feed instagram-nya. Semua foto dalam akunnya tersebut membuatku terkagum-kagum dan kutahu ternyata itu adalah negara Jepang yang selama ini kubenci. Ketika itu aku masih denial dan mencoba mengalihkan perhatian untuk tidak memperhatikan gambar-gambar tersebut lebih lama lagi. Akan tetapi, selang beberapa hari dan hari-hari selanjutnya aku selalu melihat postingan tentang Jepang secara terus-menerus hingga akhirnya aku menyerah dan memilih untuk mencari tahu lebih jauh tentang Jepang.
2. Kebudayaan Jepang Yang Aku Kagumi
Dari beberapa website aku mengetahui Jepang memiliki banyak sekali kebudayaan, baik dari budaya sosial maupun tradisinya. Aku menjadi kagum dengan sosial budaya Jepang yang begitu baik dan layak untuk diapresiasi bahkan dicontoh oleh kita semua. Misalnya tentang honne-tatemae, menurutku budaya ini sangatlah baik dan patut untuk dicontoh. Budaya ini mengajarkan kita untuk bersikap tetap profesional dan sopan kepada orang lain dalam kondisi apapun, karena dengan budaya ini diterapkan aku pikir akan memberikan rasa kenyamanan dan ketertiban antar individu, dimana budaya ini membiasakan kita untuk tidak menunjukkan perasaan atau keinginan kita yang sebenarnya. Berbeda sekali dengan yang aku lihat dan rasakan di lingkunganku selama ini, orang-orang akan dengan sangat terbuka akan masalahnya atau yang dipikirkannya tanpa melihat situasi dan kondisi. Dalam hal ini bukan berarti kita tidak memperdulikan orang lain, hanya saja kupikir tidak semuanya harus kita beritahukan kepada orang lain karena kita pun tidak tahu apakah lawan bicara kita sedang dalam kondisi yang baik atau nyaman dengan apa yang kita bicarakan.
3. Film, Dorama, Dan Anime Yang Mendunia
Pada saat aku mencari tahu tentang Jepang aku mengetahui tentang anime. Ketika itu, aku sedikit terkejut karena selama ini tenyata aku telah menyukai salah satu budayanya yaitu anime, bahkan aku sering menonton anime tersebut, yah anime itu berjudul Naruto. Ketika kecil kuingat selalu menonton Naruto saat petang. Hal ini membuatku bernostalgia dimasa-masa itu. Pada akhirnya aku mencoba untuk melihat beberapa dorama dan film Jepang, kuingat dorama pertama yang kulihat saat itu adalah High & Low: The Story of SWORD, aku melihat dorama itu atas rekomendasi temanku. Diluar ekspektasiku, aku begitu menyukai dorama tersebut hingga akhirnya melihat semua seriesnya sampai sekarang yang terakhir muncul adalah High & Low: The Worst Cross. Dalam dorama tersebut mungkin yang kita lihat hanyalah adegan berantem saja, tapi dibalik itu semua banyak makna dari kisah persahabatan yang nilainya bahkan melebihi sebuah keluarga. Kupikir Jepang selalu menciptakan film, anime, dan dorama yang bukan hanya sebagai tontonan saja, tetapi nilai dari kisah itu sendiri menjadi sebuah pembelajaran karena semuanya sangat relate dengan kehidupan yang kita jalani. Oleh karena itu, aku sangat menyukai perfilman Jepang yang kaya akan makna tersebut.
4. Dunia Permusikan Jepang Yang Unik & Beragam
Kemudian dunia permusikan Jepang adalah yang paling kusukai, banyak penyanyi atau band asal Jepang yang kupikir mereka begitu hebat dalam menciptakan sebuah lagu terutama pada bagian liriknya. Menurutku kebanyakan lirik pada lagu-lagu Jepang menggunakan kalimat yang cukup menyedihkan baik tentang percintaan atau tentang perjuangan hidup. Hanya saja, aku tidak tahu apa ini hanya perasaanku saja tapi aku merasa mereka tetap menggunakan musik yang keras atau memiliki vibe yang menyenangkan walau liriknya cukup menyedihkan seperti contohnya pada lagu Yoasobi yang berjudul Yoru ni Kakeru, dengan lagu tersebut seakan-akan pendengar bisa merasakan kesedihan mendalam tentang liriknya tetapi tetap bisa menikmati lagunya dengan baik karena musiknya yang sangat menyenangkan. Selain itu, dalam permusikan Jepang terkadang menggunakan konsep yang sangat unik seperti grup musik Atarashi Gakko yang menggunakan konsep tarian unik dan eksentrik untuk menarik para penggemarnya. Tentu saja tidak mudah untuk menciptakan grup musik unik seperti itu, tetapi inilah Jepang.
Begitulah cerita pengalamanku yang awalnya hanya memandang Jepang sebelah mata sebagai sebuah negara penjajah tetapi berubah menjadi sebuah negara maju dengan berbagai keindahan pada kebudayaannya. Kuharap kita bisa melihat Jepang dari sisi yang berbeda atau positif, banyak yang bisa kita pelajari dan contoh pada negara sakura ini. Bukan aku meminta kita untuk melupakan sejarah, hanya saja sepertinya tidak baik bagi kita jika tidak bisa memaafkan apa yang dilakukan pendahulu Jepang, kuyakin rakyat Jepang sendiri pasti malu jika mengetahui masa lalu pendahulunya dan Jepang telah mendapatkan karmanya dengan peristiwa bom atom Hiroshima dan Nagasaki. Meskipun begitu, mereka mampu bangkit dan menjadi salah satu negara maju di Asia. Lalu, jika kita bisa bersaudara mengapa harus bermusuhan.
Penulis: Inka Tri Wahyuni