Jepang dan perjalananku (karya lomba menulis 2022)

lomba_2022Lomba Menulis

Hari pertama

Pertama kali sampai Bandar udara Jepang (Bandar udara Haneda, Tokyo) aku turun dari pesawat yang menempuh jarak 5,737 dalam waktu 7 jam 20 menit dan rasa tidak percaya bisa menginjak negeri matahari terbit itu sekaligus dengan rasa lega karena bisa kalian bayangkan ber jam-jam di dalam pesawat dan tidak bergerak sama sekali, kecuali hanya berjalan bolak-balik ke dalam bilik kecil. waktu menunjukan pukul 21.45 p.m waktu Tokyo, rasa senang dan penasaran sudah sangat terasa, kebetulan melewati toilet dan juga sudah merasa ingin buang air kecil akhirnya memutuskan untuk pergi ke toilet terlebih dahulu. Setelah mengantre dan masuk ke dalam toilet rasanya seperti masuk ke dalam portal dari mulai toilet yang di penuhi dengan tombol-tombol Doraemon sudah seperti merasakan toilet VVIP, berbeda dengan toilet di Indonesia, wangi dan tidak bau dipastikan tidak ada bekas taplakan sendal orang-orang yang tidak biasa dengan jenis wc duduk. Tombol-tombol Doraemon tersebut ada yang berguna untuk mengeringkan, mengatur kencang atau tidak pancuran airnya dan dilengkapi dengan bilas air otomatis, persis dengan Film berjudul (Cars 2) dimana karakter bernama (Matter) pergi ke dalam toilet karena ingin Buang air kecil. Cuma bedanya ga bisa mandi ya hahaha. Bahkan ada tombol untuk memutar Lagu loh.
“ Kayak gimana tuh mutar lagu di toilet ? ”
Jadi mungkin kalau kita stres karena ditunggu oleh banyak orang selagi Buang air besar dan kotoran susah untuk keluar akan jadi relax, suaranya seperti suara air yang mengalir di sungai, di dalam toilet rasanya ingin lebih berlama-lama, sampai keasikan karena baru pertama kali menemukan toilet seperti ini sih hehe. Setelah jalan dari ujung sampai ujung mengambil barang dan koper di bandara, rasanya kaki seperti sudah serasa mau copot. Akhirnya Aku dan keluargaku menaiki taksi dan berjalan menuju hotel, Singkat cerita kita sudah sampai di Hotel ayahku chek-in dan kita langsung menaiki lift yang menuju ke lantai kamar itu berada. Setelah masuk tidak disangka- sangka ternyata dalam sebuah hotel bintang 3 pun toiletnya masih memakai tombol-tombol Doraemon dan tombol lengkap lainnya. Rasa penasaran ingin mencoba seluruh tombol-tombol itu seketika hilang setelah melihat betapa nyaman dan empuknya Kasur yang di tambah dengan badan yg pegal-pegal dan rasa capek yang menggrogoti seluruh tubuh.

Matahari terbit untuk pertama kali?

Negeri matahari terbit tersebut memperlihatkan matahari terbitnya untuk yang pertama kali di depan wajah dan perasaan yang masih melayang tak percaya. Setelah membersihkan badan, sarapan, dan bersiap untuk keluar kemudian aku berjalan keluar hotel untuk mencari taksi menuju ke Taman hiburan Disneysea Tokyo. Tahukah kalian bahwa hanya ada satu Disneysea di seluruh dunia? Yup Betul banget, Disneysea hanya ada satu di dunia yang berada di Jepang yang lebih tepatnya di kota Urayasu. Sesampainya di taman hiburan tersebut pertama aku harus mengambil tiket yang sudah dibeli Online sebelumnya kemudian menaiki Monorail Disney yang penuh dengan atribut mickey mouse (kereta Disney resort line) untuk pergi ke Disneysea, setelah menuruni kereta itu aku dan keluargaku di berhentikan oleh pegawai perempuan yang berjaga di tempat masuk, karena adikku yang berumur 5 tahun masih menggunakan stroller. Ternyata kita tidak diperbolehkan membawa stroller masuk ke dalam disneysea, tetapi Bundaku melihat ada seorang keluarga yang masuk dan membawa strollernya, kita semua pun bingung apalagi di tambah berkali-kali lipat karena pegawai perempuan tersebut tidak bisa menggunakan Bahasa Inggris. Keadaan semakin tambah membingungkan, sudah setengah jam kita tidak masuk karena perihal tidak diperbolehkan membawa stroller dan pegawai itu terus kebingungan harus bagaimana, sama halnya dengan kita yang kesulitan untuk mencari cara agar pegawai itu mengerti apa yang dikatakan sambil menahan emosi agar tidak meledak. Setelah mencari dengan berbagai cara seperti, memakai alat Translate walaupun apa yang kita katakan tidak bisa di tangkap dengan baik oleh alat itu dan malah mengeluarkan kata yang berbeda dari apa yang kita maksud, rasanya kesal karena langit telah menjadi warna abu-abu yang tandanya sebentar lagi akan turun hujan, benar saja setelah itu hujan gerimis pun turun. Dan akhirnya pegawai perempuan tersebut memanggil temannya yang bisa bebahasa Inggris, ternyata stroller yang Adikku pakai tidak boleh di bawa masuk ke dalam tetapi bundaku menjelaskan bahwa adikku butuh stroller itu dan tidak bisa di gendong karena akan repot bundaku juga memberi tahu juga kalau tadi ada seorang keluarga yang di perbolehkan membawa strollernya, tetapi pegawai itu tetap memberi tahu bahwa tidak diperbolehkan membawa stroller itu dengan seribu alasan dan menyuruh kita untuk memasukan stroller ke dalam loker. Baiklah Bundaku akan mengalah, akhirnya kita pun masuk ke dalam Disneysea dan mulai foto-foto di setiap sudutnya sambil terkena air hujan yang sedikit demi sedikit membesar, kita pun berlari untuk meneduh dan menyadari bahwa kita bisa mendapatkan tiket ke wahana-wahana dengan jalur cepat, orang-orang mulai cepat mengantre untuk mengambil tiket itu. Ternyata aku adalah orang kedua dari terakhir yang masih mendapatkan tiket jalur cepat walaupun tidak banyak, beruntung sekali bukan?, stelah itu kita langsung ke wahana pertama yang bernama Nemo & Friends SeaRider.
Wahana itu bercerita tentang Nemo & Friends SeaRider seperti kita akan dikecilkan menjadi seukuran ikan dan menjelajahi lautan dengan merasakan putaran air, seperti pusaran-pusaran air 3D jadi rasanya seperti berputar dan melewati pusaran-pusaran air betulan, saat pertama kali masuk ke dalam theater juga kita akan disuguhkan pertunjukan kecil seperti kapal selam yang kita naikan akan di ubah menjadi kecil supaya kita bisa bertemu dengan Nemo dan teman-teman Nemo lainnya. Lalu kita berlanjut menaiki wahana Aquatopia dan wahana-wahana lainnya, Karna hujan sudah mereda mungkin akan lebih seru jika kita duduk santai sambil menikmati berkeliling dari Cape Cod sampai Dermaga New York Di tepian laut Amerika dengan menaiki kereta api listrik Disneysea Tokyo, Setelah bermain sampai puas ada wahana terakhir yang aku dan keluarga ku mainkan adalah Mermaid Lagoon. Itu adalah wahana terakhir yang kita mainkan di Disneysea itu adalah Hari terbaik, aku akan merindukan wahana dan suasana di Disneysea sampai jumpa lain waktu Disney.

Matahari terbit untuk yang kedua kalinya

Hari kedua di Jepang. Matahari pagi menyapa Kembali untuk yang kedua kalinya hari ini aku berencana pergi ke Kuil Sensoji dengan berjalan kaki yang berada di Tokyo, Asakusa kuil yang memiliki lampion raksasa. Sebelum masuk jangan lupa hal yang selalu dilakukan Ketika berkunjung ke tempat-tempat baru, ya tepat sekali “Berfoto“ adalah hal yang wajib dilakukan saat berpergian untuk menyimpan banyak kenang-kenangan, tetapi saat aku foto di sebuah lampion raksasa itu seakan semesta tidak merestuiku untuk berfoto dengan benda besar itu, saat bundaku sedang menyiapkan kamera tidak ada orang yang menghalangi, itu membuat bundaku sedikit mempercepat menyiapkan kameranya. Benar saja saat hendak memotret dan bergaya orang satu persatu mulai berdatangan, Tidak bukan hanya satu persatu tapi gerombolan-gerombolan manusia langsung menghadang kamera saat hendak memotret, rasanya agak sedikit kesal sih tapi mau bagaimana lagi selain itu juga kuil ini bukan milik nenek moyangku. Akhirnya kita terpaksa harus berfoto dengan banyak orang yang sedang berfoto ria, dan juga kalau menunggu sampai tidak ada orang yang berdatangan sampai kapan mau menunggunya? Mungkin hanya tengah malam, yang benar saja kurang kerjaan sekali tengah malam berfoto-foto di tengah kuil seperti ini yasudah lah tidak ada pilihan selain berfoto dengan orang yang memiliki tujuan yang sama dengan kita. Dan kita pun menuju kedalam kuil tersebut di jalan menuju kuil ada semacam bangunan candi dengan sebuah kuali besar yang terdapat Dupa, dan orang-orang akan mengambil asap dengan kedua telapak tangannya dan mengusapnya pada tubuh mereka, aku dengar-dengar tujuan mereka melakukan itu karena asapnya dipercaya bisa memberikan Kesehatan untuk kita, Aku tidak tahu karena aku tidak mencobanya dan juga karena aku berbeda keyakinan hehehe.., setelah melihat-lihat kuil aku dan keluargaku melanjutkan perjalanan ke tempat yang menjual oleh-oleh dan berbagai makanan, singkat cerita setelah kita membeli oleh-oleh seperti payung, gantungan kunci, magnet untuk di tempel pada bagian luar kulkas dan makanan ringan untuk mengganjal perut setelah itu perjalanan berlanjut, pada saat berjalan kaki kita pun merasa lapar lagi karena saat di kuil kita hanya mengganjal perut dengan makanan ringan selain itu juga berjalan kaki berkilo-kili meter jauhnya juga sangat menguras energi. Kita pun semakin keroncongan sehingga mencari tempat makan yang tentunya halal dan akhirnya kita menemukan sebuah referensi tempat makan Ramen Halal bernama Ayam-Ya di situs online, jarak restoran itu dengan lokasiku sekarang ini memang cukup jauh, tetapi demi makanan aku akan berjalan seberapa pun jauhnya walaupun ingin menyerah hahaha. Kita pun sampai di tempat makan tersebut dan mulai memsuki tempat makan itu, kita pun masuk dan tidak menyangka ternyata pegawai yang berkerja di tempat itu adalah orang Indonesia karena kebetulan yang berkerja orang Indonesia kenapa kita tidak memakai Bahasa Indonesia bukan? Aku dan keluargaku yang hendak memesan makanan kebingungan bagaimana cara memesan makanan ini, Akhirnya bundaku bertanya
“ mba ini cara pesennya gimana ya? “ lalu pegawai itu menjawab
“ oh cara pesannnya tinggal di pencet aja bu di mesin sebelah sana “ ternyata cara memesannya adalah menggunakan mesin yang berada di samping pintu tempat masuk dan menampilkan berbagai menu hanya tinggal memencet tombol yang berisi menu makanan yang kita inginkan dan akan disiapkan oleh koki tempat makan itu. Setelah mengisi perut yang lapar kita pun mulai berjalan menuju hotel dengan jarak yang sangat jauh aku, kakak dan adik pun merengek menyerah dengan sambil duduk dengan nafas yang memburu akhirnya ayahku memilih memesan taxi untuk jalan pulang ke hotel, di dalam perjalanan yang menyetir mobil itu adalah nenek-nenek lho, jadi saat itu setelah kita menuju ke hotel di perjalanan ada jalan yang sedang di perbaiki dan satu-satunya jalan adalah memutar lebih jauh untuk bisa sampai ke hotel jadi nenek itu tidak berhenti-berhentinya minta maaf, wah hebat ya…,di perjalanan menuju hotel bunda, kakak, adik dan aku tidak kuat menahan rasa Lelah setelah berjalan berkilo kilo dan berujung tertidur sangat pulas di mobil taxi tersebut dan yang masih terbangun adalah ayah ku itu pun sambil menahan ngantuk karena supir taxi itu selalu mengajak berbicara. Sesampainya di hotel kita langsung menaiki lift dan memasuki kamar, ternyata tanpa di sadari setelah naik ke ranjang untuk istirahat kaki kakak ku dan aku membengkak dan saat diberi balsam tidak terasa panas sedikit pun padahal balsam itu bisa dibilang panas sekali, setelah mengoleskan balsam kita pun beristirahat dengan badan yang rasanya sudah hampir retak.

Matahari pagi pun Kembali bersinar. Tidak, bukan matahari pagi, yangku maksud adalah matahari siang yang hangat mengenai tubuh karena terhalang oleh dinginnya cuaca pada hari ini, aku dan keluargaku sudah merencanakan apa yang akan dituju pada hari ini dan kita akan pergi ke shibuya, di shibuya kita membeli oleh-oleh barang seperti sepatu baju dan lain-lain. Sesampainya di shibuya kita langsung disuguhkan pemandangan lautan manusia, ya benar sekali itu adalah bagian paling menarik dan simpangan shibuya adalah yang terbaik! Rasanya melelahkan tetapi cukup seru berjalan ditengah lautan manusia. Disana aku berjalan membeli barang-barang yang diinginkan, malam pun tiba aku dan keluargaku mampir ke akibahara, pemandangannya sungguh indah langit malam yang gelap hampir Kembali menjadi terang karena cahaya yang dibuat oleh akibahara, kita membeli action figure gundam, Tamiya berserta alat-alatnya seperti lem dan bagian yang dibutuhkan oleh mobil Tamiya tersebut. Setelah ke kasir dan membayar kemudian aku menemukan banyak mesin gacha, karena membutuhkan koin akhirnya aku menukarkan uang kembalian yang tadi dipakai untuk membayar belanjaan menjadi koin, aku dan kakak, adiku masing-masing memilih apa yang diinginkan, kemudian karena sudah larut malam akhirnya kita semua berjalan menuju hotel untuk beristirahat dan merapihkan belanjaan tadi untuk dimasukan kedalam koper, dan kita pun beristirahat karena kita harus bangun pagi.

Matahari terbit untuk yang terakhir kali

Matahari pagi Kembali menyinari tapi ini berbeda karena ini adalah matahari terbit terakhir yang aku bisa lihat dan rasakan Ketika berada di Jepang. Matahari mulai menyinariku yang sedang merapihkan barang-barang dan perasaan yang masih melayang tak percaya bahwa perjalanan ini harus segera berakhir, kita pun mulai meninggalkan kamar hotel saat berada di lobby hotel sambil menungggu taxi, aku hanya bisa menatap langit-langit dan pemandangan diluar hotel yang akan sangatku rindukan, aku masih tidak percaya bahwa ini harus berakhir. Taxi pun datang kita pun mulai menaiki koper dan barang lainnya, saat berada di taxi tidak ada rasa senang yang menghampiri hanya ada rasa sedih karena harus berpisah secepat ini, yaa walaupun agak lebay sih sebenernya hahaha. Kita sudah berada di bandar Udara Haneda, kita bertemu lagi hanya kini aku akan pergi, pesawat sudah take off dan membawaku terbang meninggalkan Jepang, melihat kota Tokyo dari atas pesawat, indah. Sepertinya perjalanku di Jepang sampai sini saja mungkin kita akan bertemu lain waktu, aku akan merindukanmu Jepang, Sayōnara.

Penulis: Aurel