Komik Manga yang Mengubah Hidupku (karya lomba menulis 2022)

finalis_lomba_2022, lomba_2022Lomba Menulis, lomba_2022

Salah satu karya yang pernah ku gambar (sedari dulu menggambar tangannya aduhai sulit sekali)

Kali Pertama Mengenal komik manga

Aku dan adik mengenal komik Jepang sedari kecil. Pada awalnya ayah dan mama ku lah yang memperkenalkannya. Ayah dan mama sering membelikan kami bermacam-macam komik seperti Doraemon, Kotaro: Jurus Rahasia Kyokutan, Crayon Sinchan, dan lainnya. Akan tetapi ayah dan mama tidak pernah membelikan kami komik sesuai urutan per jilid-nya. Namun aku cukup menikmati membaca komik-komik itu di sela-sela waktu luangku. Setelah aku dan adik duduk di bangku Sekolah Dasar, kami mulai mengenal apa itu keinginan untuk memilih. Saat ayah dan mama membawa kami ke toko buku di Gramedia, aku mulai memiliki ketertarikan untuk membaca buku komik manga ini dan itu. Pada hari itu aku ingat sekali kalau aku tidak ingin segera pulang karena masih ingin melihat-lihat dan sesekali membaca buku komik manga yang bungkusnya sudah terbuka. Ayah dan mama memutuskan untuk membelikan komik untukku dan adikku. Komik itu berjudul Nakayoshi. Jadi komik Nakayoshi itu adalah komik yang berisi sekumpulan cerita bersambung dengan berbagai judul dan komikus yang berbeda-beda di dalam satu buku. Komik Nakayoshi itu termasuk ke dalam manga shojo dan terbit setiap bulan. Nah, aku dan adikku sudah diajarkan oleh orang tua untuk menabung sejak dini. Oleh karena itu, kami mulai membiasakan diri untuk menyisihkan uang lebih banyak dari uang saku kami agar dapat membeli komik Nakayoshi setiap bulan.

Terinspirasi Menggambar Komik Manga

Aku ingat sekali komik yang aku sukai dari komik Nakayoshi itu yang berjudul Dewi Karin, Ultra Cute, Lets Get Married, Tokyo mew-mew, Hohoemi Dormitory, dan ada satu lagi! Kisah itu begitu aku sukai tapi aku lupa dengan judulnya. Tokoh seorang gadis yang dapat mengubah ketiga cowok remaja menjadi sosok bayi jika mencium keningnya. Lucunya adalah gadis yang bernama Sakurachi itu selalu melakukannya tanpa sengaja. Akhirnya kekacauan selalu terjadi karena cowok-cowok yang telah menjadi bayi itu berkeliaran. Saking sukanya dengan tokoh tersebut, aku membuat email pertamaku dengan namanya: aijin_sakurachi@ymail.com. Sampai sekarang masih aktif kok. Selain terdapat beberapa judul di dalam komik Nakayoshi, di dalamnya juga terdapat berbagai tips menggambar komik manga bersama dengan Machiko sensei. Karena membaca komik Nakayoshi itulah aku merasa terinspirasi untuk membuat komik manga juga. Pada waktu itu aku masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Aku menyisihkan kembali uang saku untuk membeli buku tulis yang lebih murah daripada buku tulis pada umumnya. Buku tulis itu begitu tipis, tapi aku masih bisa menggunakannya untuk menggambar. Sedangkan pensil yang aku gunakan adalah pensil HB. Pensil tersebut lebih murah daripada pensil 2B dan hasilnya akan lebih samar daripada pensil lainnya. Ku goreskan tiap cerita di dalamnya. Pertama-tama, ku buat panel yang cukup besar dengan penggaris dan mulai menggambar sesuka hati. Setiap jam istirahat di sekolah, aku menggambar komik. Saat jam pulang sekolah, sambil menunggu dijemput oleh ayah, aku menggambar komik. Tak lama kebiasaanku dilirik oleh teman-teman. Aku ingat betul dengan Azizah, teman sebangkuku. Dia mengatakan padaku bahwa dia tertarik untuk menggambar komik sepertiku. Maka dari itu, aku mengajarinya menggambar sampai ia memiliki ciri khasnya sendiri dalam menggambar. Komik buatannya menjadi lebih bagus dengan garis yang lebih tebal dengan menggunakan pensil 2B. Walaupun kami menggambar bersama, terlihat sekali bahwa hasil gambar kami
begitu berbeda. Namun kami berdua begitu menikmatinya. Dari situlah, teman-temanku mulai mengenal kami kedua siswi yang hobi menggambar. Mereka juga sesekali meminjam buku komik yang aku buat untuk dibaca.

Kritik dan Saran yang Mengubah Komik-ku

Saat aku duduk di bangku Sekolah Dasar pada kelas lima, aku pindah sekolah di Kalimantan Selatan. Di Kalimantan lah aku mulai mengenal komik Nakayoshi dan menggambar komik menga bersama dengan Azizah. Hari-hari mulai berlalu. Pada saat duduk di kelas satu Sekolah Menengah Pertama, aku mulai mendapatkan banyak peminat yang membaca sekumpulan buku-buku komikku. Tentunya mereka adalah teman-teman di kelasku maupun dari kelas lain. Yap, buku tulisku sudah terkumpul beberapa eksemplar. Dari mereka, aku mendapatkan beberapa saran untuk komik yang aku buat. Salah satu saran yang paling aku ingat adalah mereka menyarankanku untuk mulai menggunakan pulpen. Lalu aku mulai memikirkan pulpen mana yang lebih murah tapi cocok untuk dibuat gambar. Akhirnya aku mencoba menggunakan berbagai merek pulpen dari pilot hingga faster. Tapi aku lebih suka menggunakan pilot yang ujung penanya lebih tajam dan pena lainnya yang agak tumpul untuk mengarsir. Awalnya aku kurang percaya diri menggunakan pulpen karena apabila ada typo atau kesalahan, maka harus menggunakan correction tipe pen. Aku pun menggambarnya dengan pensil lalu menyalinnya dengan pulpen. Tapi lama-kelamaan aku menjadi terbiasa menggunakan pulpen secara langsung dan meninggalkan kebiasaan menggunakan pensil.

Berawal dari Menjadi Mangaka Hingga Menjadi Novelis

Judul komik yang aku buat sekitar empat sampai lima cerita dalam satu buku tulis dan aku buat bersambung seperti komik Nakayoshi. Judul-judul yang aku ingat itu kisahnya ada yang bergenre romance berjudul Food and Drink dan Sopir Batu Bara Menjadi Idola. Lalu ada yang bergenre drama dengan judul Go! Go! Mendesain. Ada juga yang bergenre horor yang berjudul Ada Hantu di Sekolah dan genre fantasi yang berjudul Magic. Masing-masing memiliki karakteristiknya sendiri. Seperti komik yang berjudul Food and Drink kuselipkan resep makanan dan minuman yang aku temukan di tabloid milik mamaku. Lalu komik yang berjudul Magic, lebih banyak aku habiskan banyak arsiran dan tinta di komik tersebut sehingga menjadi lebih mencolok daripada komik lainnya. Saat aku duduk di bangku kelas dua Sekolah Menengah Pertama, aku harus pindah sekolah di pulau Bangka karena mengikuti pekerjaan ayah yang harus berpindah ke tempat lain lagi. Di sekolah yang baru, aku mulai mengenal menulis cerpen yang kemudian nantinya berkembang menjadi novel. Salah satu guruku di sekolah mengetahui diriku yang hobi menulis dan mengikutkanku lomba menulis cerpen antar sekolah. Namun sekarang aku tidak lagi menggambar komik manga dan lambat laun telah hilang kemampuan untuk menggambar seperti dulu. Namun aku masih aktif menulis novel fiksi. Entah kenapa setiap kali aku menulis novel, kisah yang kupikirkan dalam bayanganku berbentuk kartun manga. Kisah itu berjalan begitu saja seperti saat aku menggambar komik manga dulu. Aku menuangkan kisah bersambung yang berlatarkan Jepang melalui blog dan menulis novel fiksi di salah satu situs cerita. Aku juga sering mengikutkan cerpenku ke dalam berbagai perlombaan melalui online. Belum lagi, aku masih menggemari hobiku dalam menonton anime. Anime yang aku sukai itu bergenre school, drama, dan romance. Dari kesemua anime, aku paling menyukai anime yang berjudul Tokyo Mew-Mew. Genrenya fantasi tetapi paling menarik hati. Aku sudah menyukainya sejak komiknya terbit di Nakayoshi. Karena suka sekali dengan Tokyo Mew-Mew, aku sampai menuangkan kisah yang bergenre fantasi ke dalam novel yang aku tulis. Novel tersebut berjudul 12 Knights of Zodiac sejumlah beberapa ratus halaman.

Perjalanan yang Didasari Kemauan Kuat dan Kebahagiaan

Dari kisahku di atas kita dapat mengambil pesan bahwa tidak ada yang tidak bisa dilakukan. Sepanjang seseorang memiliki kemauan kuat untuk melakukannya, apapun pasti akan terjadi. Apapun pasti kita akan berhasil dalam melakukannya. Memang segalanya tidak akan berbuah dengan mudah. Namun segalanya harus melalui proses panjang. Setiap orang pasti akan mengalami setiap proses yang berbeda-beda dalam menjalani hidup. Aku harap teman-teman yang membaca kisahku ini juga dapat segera menemukan mimpinya ya, baik melalui hobi ataupun bukan. Tentunya semua hal yang kita lakukan setiap prosesnya didasari dengan kebahagiaan. Seperti apa kata W. P. Kinsell, penulis asal Kanada, mengatakan bahwa sukses adalah mendapatkan apa yang kamu inginkan, kebahagiaan adalah menginginkan apa yang kamu dapatkan.

Penulis: Aijin Isbatikah