Hobi saya Shodou (karya lomba menulis 2022)

lomba_2022Lomba Menulis

Apakah kalian suka budaya Jepang?

Jika iya, apa yg kalian sukai?

Anime? Menarik. Manga? Oh, oke.

Games? Saya jarang main sih belakangan ini.

Atau Cosplay? Saya hanya suka melihatnya saja.

Tidak, tidak. Yg saya ingin bicarakan disini bukanlah budaya Jepang modern, melainkan budaya yg sudah ada sejak zaman dulu.

Apakah itu? Itu adalah Shodou.

Shodou, artinya adalah Cara Menulis (Jika diartikan secara Harfiah). Tapi agar sobat bisa lebih paham, sebut saja " Kaligrafi ".
Ya, saya tertarik dengan budaya Jepang yg satu ini.

1. Awalnya Tidak Tertarik

Awalnya, saya tidak begitu tertarik dengan yg namanya menulis Kanji. Bagaimana tidak? Membaca saja sulit, apalagi menulis. Iya kan?

Zaman sekarang sudah zaman modern.

Ada laptop dan smartphone, yg membuat kita tidak perlu repot-repot menulis lagi.

Selain itu, menulis Kanji juga tidak diaplikasikan dalam ujian JLPT. Jadi, saya rasa tidak terlalu penting.

Meski saya merupakan salah satu orang yg memiliki ketertarikan dengan Bahasa Jepang, jika ada keterlibatan Kanji didalamnya, maka saya akan langsung angkat tangan.

Alasannya hanya satu, yaitu Malas.

Tapi suatu hari, ketika saya sedang bosan.

Tidak tau harus melakukan apa ketika hari libur. Saya dengan iseng mencari asupan. Asupan penting bagi seorang Otaku seperti saya. Iya, Anime.

Saya kemudian menemukan sebuah Anime yg berjudul Barakamon. Ceritanya, tokoh utama dalam serial itu adalah seorang Pelukis Kaligrafi Profesional yg mengalami semacam kebuntuan dalam pekerjaannya.
Dia datang ke sebuah desa untuk mencari insipirasi agar bisa menulis kembali.

Usai menonton anime tersebut, saya kemudian iseng mencari tau mengenai Kaligrafi ala Jepang.

Dan disinilah awal saya mulai masuk ke dunia Shodou.

2. Merepotkan...

Ketika menulis Kanji, saya selalu ditemui dengan kesulitan dalam memahami urutan menulis huruf Jepang yg satu ini.

Meski bisa membacanya, walau tahu bagaimana bentuknya, jika diminta untuk menulis dengan baik dan benar, maka saya langsung Blank dan otak tidak bisa memproses goresan-goresan yg harus saya tuangkan ke kanvas. Setiap menulis, saya harus mengecek apakah cara saya benar atau salah itu sangatlah merepotkan. Saya bahkan sempat merasakan semacam Gestalzerfall ketika menulis puluhan Kanji di buku tulis saya.

Tapi itu hanya masalah waktu. Semakin lama saya pun terbiasa dengan hal itu. Semakin lama, semakin banyak juga Kanji yg saya hafal.

Hal yg merepotkan bukan hanya ketika menulis saja, tetapi setelah menulis pun sama. Seperti membuang kertas-kertas yg sudah digunakan, membersihkan pakaian yg terkena tinta, dan mencuci kuas.

Mencuci kuas lumayan makan waktu. Saya butuh sekitar lima menit agar kuas bisa bersih dan tidak mengeras ketika akan digunakan lagi nanti.

Tinta yg menempel pada pakaian juga sulit dijatuhkan. Jadi saya sarankan lebih baik kenakan pakaian yg berwarna gelap agar tidak menonjol atau mengenakan pakaian yg memang tidak masalah jika kotor.

3. Manfaat dan Sedikit Tips

Meski merepotkan, Shodou ini merupakan budaya Jepang yg pantas dijadikan hobi.

Terutama bagi orang yg menggemari budaya Jepang. Selain bisa mengingat banyak kanji, tulisan saya juga menjadi tapi dan tingkat konsentrasi saya menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Shodou juga mengajarkan saya bagaimana posisi menulis yg baik. Seperti duduk Seiza dan menegakkan punggung ketika menulis.

Bagi kalian yg ingin mencoba Shodou, pertama-tama kalian harus sabar. Dan suka dengan Kanji. Jika tidak, maka tidak akan bertahan lama.

Jika bingung cara menulisnya, kalian bisa tiru orang Jepang yang ada di YouTube dan gunakan Teihon atau Contoh dari Kanji yg kalian ingin tulis.

Kalian juga bisa ajak teman kalian dan saling sharing satu sama lain.

Saya sudah sekitar 2 - 3 tahun belajar Kanji, tapi sampai sekarang masih lupa lupa ingat karena kebanyakan menggunakan laptop dan hp ketika mengetik Kanji. Jadi supaya tidak lupa, kita harus membuat situasi dimana diri kita tidak bisa lepas dari semua itu. Tentu saja, dengan Hobi atau hal yg kita suka.

Doryoku wa Uragiranai.

Ganbatte ne!

Penulis: Rizal Wahyudi