Daripada nonton melulu, Ayo kita ambil faedah dari seri anime

lomba_2018Lomba Menulis, Tips & Review, ★kelas kita (クラスでの活動)

Pada masa sekarang, banyak anak muda Indonesia memiliki ketertarikan terhadap sesuatu yang berkaitan dengan Negeri Matahari Terbit. Mereka tertarik pada budaya, bahasa, sejarah bahkan gaya hidup orang Jepang. Saking cintanya dengan Jepang, mereka rela merogoh kocek banyak untuk membeli barang yang mereka sukai, entah itu figma, Nendoroid, Blu-Ray DVD, Manga, Light Novel, Visual Novel, Poster, dll.

Pada uraian kali ini, saya ingin membahas apa hal-hal penting yang dipelajari dari seri anime serta beberapa pertimbangan untuk menjadikan anime sebagai refrensi pembelajaran. Dengan kata lain, kita tidak hanya sekedar menonton dan mengerti isi ceritanya, tetapi juga mempelajarinya sebagai bahan pembelajaran.

1. Pendengaran aktif dan pendengaran pasif

Belajar tidak hanya sebatas dari buku, tetapi juga menggunakan media lain. Peran anime dalam bahasa Jepang, adalah untuk melatihan pendengaran (聴解dibaca Chookai). Kemampuan pendengaran ada dua yaitu, pendengaran aktif, dan pendengaran pasif. Seperti apa pendengaran aktif dan pasif?

Pendengaran aktif adalah pendengaran yang kita lakukan untuk berusaha memahaminya kemampuan pendengaran aktif setidaknya membutuhkan konsentrasi. Contoh konkret dari aktivitas yang menggunakan pendengaran aktif adalah latihan mendengarkan yang terdapat di buku teks. Sedangkan pendengaran pasif adalah pendengaran yang hanya mendengarkan saja, tanpa menaruh perhatiannya secara penuh.. Prinsipnya seperti ini: “Masuk telinga kiri keluar telinga kanan”. Ketika kita dilahirkan, kita mengandalkan pendengaran pasif. Seiring berjalannya waktu, hanya dengan mengandalkan kemampuan mendengarkan secara pasif, Si Anak semakin bisa memahami kata-kata yang sederhana. Semua itu berkat lingkungan di sekitar.

Seperti balita yang hanya mengandalkan kemampuan pendengaran pasif untuk memahami suatu pesan. Kita juga bisa menerapkan kemampuan pendengaran pasif untuk belajar bahasa Jepang. Caranya adalah mencoba menonton anime tanpa menggunakan subtitle, masalah memahami atau tidak itu bukan menjadi masalah karena seperti itulah prosesnya, lama-lama kita akan terbiasa mendengarkan ucapan yang menggunakan bahasa Jepang sehingga kita mudah memahami apa yang disampaikan orang lain dengan mudah.

2. Hindari menggunakan ungkapan yang dipelajari di anime secara sembarangan

Misalnya kita berada di Jepang, dengan bermodalkan ungkapan yang dipelajari dari anime terhadap orang Jepang seperti “Ganbattebayo” seperti Naruto, Kemudian, Anda yang benar benar belum pernah belajar bahasa Jepang yang sebenarnya, mencoba menyapa orang Jepang dengan “Nyanpasu” di pagi hari. Saya yakin kita akan ditertawakan dan dianggap aneh. Ini bukan dunia khayalan seperti anime yang kita tonton, tetapi kita berada di Jepang. Dengan kata lain, kita harus bisa membedakan antara ungkapan yang digunakan sehari-hari dan ungkapan yang hanya ada di anime.

3. Belajarlah dari buku Teks.

Sebagian orang mungkin orang – orang yang selama ini belajar bahasa Jepang hanya dari anime. Namun ada satu hal yang penting yaitu (敬語 dibaca Keigo) . Daripada penasaran, silahkan browsing sendiri.

Bahasa Jepang tidak terlepas dari tata bahasa ( 文法 dibaca bunpoo). Tanpa Tata bahasa, Informasi yang disampaikan tidak akan jelas maknanya. Meskipun banyak kosakata yang kita peroleh dari anime namun tidak sama sekali belajar Tata bahasa, hasilnya percuma saja. Apa yang kita dengar, tidak secara penuh kita pahami. Jika ingin menguasai bahasa Jepang, pelajarilah bahasa Jepang dari buku-buku pelajaran yang kita miliki. Namun jika tidak ada buku, di Internet, tersedia banyak materi tata bahasa Jepang.

4. Sebagai permulaan latihan mendengarkan, mulailah dari anime dengan cerita ringan

Tata bahasa Jepang dasar sudah banyak dikuasai, sekarang saatnya kita mempraktikannya. Untuk level N5 hingga N3, tidak perlu mencoba anime yang membutuhkan kemampuan Choukai setara N2 ke atas seperi Steins Gate, Attack On Titan, Psycho Pass, Initial D dll.

Sebagai permulaan untuk menikmati anime tanpa subtitle, saya menyarankan untuk mulailah dari anime yang bergenre slice of life, school, karena kaya dengan ungkapan sehari-hari. Tetapi kalau cerita membosankan dan tidak menarik tidak perlu ditonton. Justru belajar Bahasa Jepang harus dibuat menyenangkan bukan?

Jika berbicara mengenai anime ringan, saya lebih menyukai seri seperti Doraemon dan Chibi Maruko Chan. Bukan di RCTI maupun RTV (Sudah dialihbahasa ke Bahasa Indonesia), Justru saya menonton versi RAW (tanpa subtitle). Alasan saya memilih seri yang seperti ini. Pertama, saya berlatih untuk meningkatkan pendengaran aktif dan pendengaran pasif agar terbiasa, kedua anime yang ditujukan kepada anak-anak sebagian besar sudah mencakup ungkapan sehari-hari. Ketiga, Sangat mudah dipahami meskipun tanpa melihat subtitle.

5. Ayo latihan kikitori

Latihan kikitori(聞き取り dibaca kikitori) merupakan Latihan dikte seperti yang kita lakukan di sekolah sejak kelas 1 SD. Ada manfaat yang kita peroleh dari latihan ini misalnya bisa membedakan bunyi panjang (長音=Choo-on) bunyi tersumbat促音 = dibaca Soku-on), Kemudian mengenali sebuah kanji dengan bunyi yang sama dalam suatu konteks, dan masih banyak lagi.

Cara latihan kikitori yang saya lakukan adalah dengan mendengarkannya terlebih dahulu kemudian disalin di kertas. Untuk mengatur tingkat kesulitan ada dua cara yang saya lakukan yaitu, membuat jeda percakapan per frasa, dan membuat jeda percakapan per kalimat. Jadi seri anime tersebut yang kita tonton hanya diplay-pause.

Membuat jeda per frasa berarti setelah kita mendengar satu hingga dua kata atau lebih, rekaman dihentikan kemudian disalin. Jika belum jelas menangkap kata-kata yang disampaikan pembicara, kita boleh memutar ulang rekaman berkali-kali hingga menulis kalimat yang utuh. Latihan ini diperbolehkan mengunakan Hiragana jika tidak mengetahui kanjinya. Sebagai tambahan (sifatnya opsional), bisa dicoba catat dan ingat hal-hal yang penting entah itu kosakata, tata bahasa, atau ekspresi dari latihan kikitori.

Berbeda dengan membuat jeda per frasa, membuat jeda per kalimat lebih menantang lagi. Itu berarti, kita harus mendengarkan satu kalimat sampai habis. Kemudian kita salin kembali. Kita boleh memutar ulang rekamannya berkali kali dengan catatan setiap kalimat didengarkan sampai habis. Tidak boleh menghentikan rekaman dalam satu kalimat dengan tujuan melengkapi bagian yang kosong.

Coba perhatikan skrip di bawah ini:

れんげ:こまちゃんは?
(Renge : Koma-chan wa?)


夏見:ねえちゃんは先に出た。は~こんなに天気いいのに今日も学校か。
(Natsumi: Neechan wa saki ni deta. ha konna ni tenki ii no ni kyoo mo gakkoo ka) 


れんげ:うちはピカピカの一年生だから楽しいの。
(Renge: Uchi wa pika pika no ichinensei dakara Tanoshii no.)


夏見:楽しいのは今のうちだけだよ。学校生活ってのは大変なんだよ。宿題とかテストとか宿題とか。
(Natsumi : Tanoshii nowa ima no uchi dake dayo. Gakusee seikatsu tteno wa taihen nandayo. shukudai toka tesuto toka shukudai toka.)


Sumber:
(のんのんびより 第一話 一年生になった)
(Non Non Biyori Episode 1 Ichinensei Ni Natta)

Cara kikitori per frasa:

楽しいのは 今のうち * だけだよ。学校生活 ってのは * 大変なんだよ。宿題とかテストとか宿題とか。

* = Rekamannya dihentikan (pause) Sejenak.

 

Setelah mendengar 楽しいのは dipause, tuliskan 楽しいのは kemudian play terdengar 今のうち dipause, tuliskan lanjutan楽しいのは今のうちdan seterusnya.

Cara kikitori per kalimat:

楽しいのは今のうちだけだよ *。学校生活ってのは大変なんだよ *。宿題とかテストとか宿題とか *

 

Setelah mendengar 楽しいのは今のうちだけだよ dipause. Kemudian tulis kembali 楽しいのは今のうちだけだよ. Kikitori satu kalimat memang lebih sulit, Tetapi kita diperbolehkan play kembali kalimat 楽しいのは今のうちだけだよ sampai kalimatnya ditulis secara utuh. Selama rekaman berlangsung tidak boleh menulis, Harus di pause terlebih dahulu.  Selanjutnya videonya diPlay, terdengar 学校生活ってのは大変なんだよ dipause. Tulis kembali学校生活ってのは大変なんだよ ulangi sampai menulis kalimat itu secara utuh, dan seterusnya.

6. Penutup

Ternyata panjang juga pembahasan dari saya. Pokokonya melalui seri anime yang kita tonton, mari kita ambil faedahnya. Jika tujuannya hanya ingin menikmati jalan ceritanya fokuslah pada ceritanya dan simak subtitlenya. Namun jika tujuannya untuk belajar, kita libatkan pendengaran aktif kita dengan menyimak, dan menganalisis apa yang sedang dibicarakan para tokoh, serta abaikan penggunaan subtitle.

Kalau ingin menggunakan ekspresi yang ada di anime Identifikasikanlah apakah ungkapan tersebut sering digunakan di kehidupan sehari-hari dan pahami keigo. Jangan lupa belajar dari buku buku pelajaran bahasa Jepang, dan sering sering latihan mendengarkan.

Belajar Choukai tidak hanya terbatas dengan seri anime yang kita sukai. Kita bisa belajar melalui berita seperti NHK Web Easy, drama, film, iklan, vlogger dll. Karena kemampuan Choukai itu sangat penting sekali.

SEKIAN

Sumber pembelajaran Choukai selain dari anime:

  1. Untuk level N5 hingga N3:
    https://www3.nhk.or.jp/news/easy/
  2. Bagi yang mencapai level N3 ke atas:
    https://www.youtube.com/watch?v=WQu3OcE7jaQ

Penulis : Andriansyah Chowijaya