Aku dan Sahabat Penaku (karnya lomba menulis 2021)

finalis_lomba_2021, lomba_2021Budaya & Kehidupan, Cinta & Gaul dengan Orang Jepang, Lomba Menulis, ★kelas kita (クラスでの活動)

Konnichiwa minasan!!! Perkenalkan namaku Raditya bisa dipanggil Radit. Kali ini aku mau berbagi cerita dengan minasan tentang kisahku berteman baik dengan orang Jepang di Facebook. Apa? Berteman dengan orang Jepang di Facebook? Bagaimana caranya?. Oke oke tenang aku akan menceritakan semuanya. Sebenarnya aku tidak berbakat dalam menulis, tetapi aku sangat suka berbagi cerita dengan orang lain tentang hal-hal menarik yang terjadi di kehidupanku, yah walaupun mungkin terdengar tidak penting tetapi, aku ingin membuat orang-orang termotivasi dengan kisah dan pengalamanku. Oke bagaimana caraku bisa berteman baik dengan orang Jepang tersebut? Ini lah kisahku dengan Hiromu kun.

A. Belajar Bahasa Jepang

Oke, sebelumnya akan kuceritakan tentang pengalamanku belajar Bahasa Jepang karena ini berkaitan dengan belajar Bahasa Jepang. Oke jadi, bagaimana aku belajar Bahasa Jepang? Apakah aku ikut kursus? Ataukah dari LPK? Hmm…. NO!!! Jadi aku belajar bahasa Jepang secara otodidak dari rumah. Hah? Otodidak? Emangnya bisa? Ya bisalah siapa bilang tidak bisa, semua hal di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin jika kita mau berusaha untuk mendapatkannya salah satunya juga belajar bahasa Jepang. Sebenarnya aku sekarang bisa dibilang masih belajar bahasa Jepang karena aku baru belajar dan alhamdulillah sudah bisa melakukan percakapan dalam bentuk casual , terus dari mana aku belajarnya? Oke jadi aku belajar dengan menggunakan buku, nama bukunya adalah Minna no Nihongo Shokyuu 1 (ini bukan endorse ya minna), selain buku aku juga belajar melalui grup WhatsApp, Facebook, mobile apps, Youtube dan beberapa website di Google salah satunya adalah wkwkjapan.com.

Apa yang memotivasi aku buat belajar bahasa Jepang? Oke, awalnya aku menonton anime dan mendengar lagu Jepang, dari anime dan lagu itulah aku sering mendengar kalimat dan percakapan-percakapan bahasa Jepang, sejak saat itu aku jadi sangat tertarik untuk mempelajari bahasa dari negeri matahari terbit ini. Karena aku ingin bisa ngomong dengan bahasa Jepang seperti karakter anime dan mengerti kanji (bukan tepung kanji -_-) kan keren tuh kalau bisa ngomong bahasa Jepang, iya nggak? Iya dong pastinya hehe.. dan juga agar nggak hanya sekedar tahu ikeh-ikeh kimochi doang -_-. Kemudian aku memutuskan untuk belajar dan hal pertama yang aku lakukan adalah…? Yup betul banget apalagi kalau nggak tanya sama mbah. Siapa? Mbah? Emangnya kakek sama nenekmu bisa Bahasa Jepang? Hehehe.. nggak lah yang aku maksud mbah di sini adalah mbah Google minasan, dari Google tersebut aku mengetahui bahwa belajar bahasa Jepang itu dimulai dari menghafal huruf Hiragana dan Katakana dulu, setelah itu menghafal kosakata dan tata bahasa, baru deh kanji. Dari situ aku mulai men-download aplikasi belajar huruf Jepang dan aku berlatih membaca dan menulis 3 huruf setiap harinya dan alhamdulillah aku sudah bisa hafal hiragana dan katakana dalam waktu kurang lebih satu bulan. Setelah hafal huruf hiragana dan katakana, aku membeli buku belajar bahasa Jepang untuk belajar kosakata dan tata bahasa, setelah mempelajari beberapa bab, dan sudah menghafal beberapa kosakata serta tata bahasa, aku memutuskan untuk mulai belajar kanji melalui mobile apps. Selain itu aku juga membuat kamus pribadi untuk mencatat beberapa kosakata yang aku temui agar kosakata aku semakin kaya pastinya, dan apabila saya bingung, saya bertanya kepada teman-teman saya di grup WhatsApp belajar bahasa Jepang dan teman aku yang merupakan orang Jepang asli original bukan abal-abal apalagi KW :v. Dan cara tersebut aku terapkan hingga saat ini, yah bisa dibilang cukup efektif.

B. Iseng di Grup Facebook

Setelah mempelajari beberapa bab bahasa Jepang aku teringat akan kata-kata guruku “kalau belajar bahasa itu kalian harus sering-sering praktik ya nggak hanya bahasa Inggris, tetapi juga bahasa lainnya” dari kata-kata tersebut aku termotivasi untuk iseng dengan mempraktikkan langsung bahasa Jepang aku yang masih buruk ini dengan memposting sebuah kalimat perkenalan singkat nan sederhana di sebuah grup belajar bahasa Jepang di Facebook. Tak lama kemudian, aku memeriksa notifikasi di HP-ku dan ternyata banyak yang memberikan komentar di postinganku tersebut salah satunya adalah orang Jepang asli yang kebetulan dia dapat berbahasa Inggris namyanya adalah Yuki, intinya dalam komentar itu dia mengatakan bahwa bahasa Jepangku bagus, kemudian aku membalas komentarnya dengan mengatakan kalau sebenarnya aku ini masih belajar, kemudian dia menyemangatiku dan bercerita bahwa dia adalah orang Jepang asli namun sudah tinggal di Amerika selama 3 tahun, dan singkat cerita aku meminta izin untuk berteman dengannya agar aku bisa bertanya-tanya seputar bahasa Jepang padanya.

Setelah itu aku di-chat pribadi olehnya dan dia mengatakan bahwa dia mempunyai seorang anak laki-laki yang seumuran denganku dan memiliki hobi yang sama denganku, serta dia bisa berbahasa Inggris juga. Wah ini sih rejeki bagiku karena aku memang ingin mempunyai teman orang Jepang apalagi yang bisa berbahasa Inggris, akhirnya tak perlu panjang kali lebar seperti rumus luas persegi panjang, aku sontak langsung mengiyakan penawarannya. Setelah itu aku mencoba untuk menyapanya di Messenger terlebih dahulu dengan perkenalan singkat berbahasa Inggris dan mengatakan bahwa aku sedang belajar bahasa Jepang, kemudian dia membalas pesan aku dengan memperkenalkan diri juga dengan mengatakan bahwa namanya adalah Hiromu dan memberikan pernyataan tentang dirinya sesuai dengan yang ibunya ceritakan padaku. Sejak saat itu lah aku mulai kenal dengan sahabat penaku Hiro.

C. Percakapan Pertama Dengan Hiro

Pada awal percakapan setelah perkenalan diri, aku menanyakan seputar hobinya dan dia mengatakan bahwa hobinya adalah anime, manga, menggambar, dan bermain basket. Mendengar jawabannya aku bersyukur karena dia ternyata sehobi dengan aku (kecuali rebahan dan scrolling Tiktok :v) dan aku berpikir bahwa mungkin aku bisa lebih akrab dengannya karena kita memiliki hobi yang sama, dan aku berusaha untuk menghindari memberikan pertanyaan yang sifatnya terlalu private seperti bertanya tentang agama karena aku pernah belajar bahwa orang Jepang sangat menjaga privasinya, jadi buat kalian yang ingin akrab sama orang lain khususnya orang Jepang tolong hindari pertanyaan yang terlalu private ya… 🙂 .

Keesokan harinya, di pagi hari aku mengawali percakapan dengan mengatakan ohayou gozaimasu dengan huruf hiragana, setelah itu dia menjawabnya dengan mengatakan ohayou gozaimasu juga namun dia juga menjelaskan bahwa bahasa yang aku gunakan padanya itu terlalu sopan, setelah itu aku heran dalam hati aku berkata “hah, terlalu sopan? masa sih? Kan di buku katanya begitu” akhirnya dengan penuh penasaran dengan polosnya aku bertanya “Is ohayou gozaimasu polite form in Japanese? So what is the causal form of ohayou gozaimasu?” artinya “apakah ohayou gozaimasu adalah bentuk formal dalam bahasa Jepang? Terus bentuk biasanya apa dong?” kemudian dia menjawab bahwa aku hanya perlu mengatakan ohayou saja tanpa embel-embel gozaimasu di belakangnya untuk membuat bentuk biasa, kemudian aku berfikir bahwasanya belajar bahasa seperti bahasa Jepang itu ternyata tidak cukup dengan membaca buku atau artikel saja, tetapi juga dari praktik langsung dan bertanya kepada yang sudah mahir, agar kita bisa tahu tentang bahasa yang kita pelajari dengan lebih mendalam dan juga kita bisa tahu bahwasanya yang biasa digunakan dalam percakapan itu tidak hanya bahasa yang formal tetapi juga informal, karena biasanya yang kita pelajari dari buku adalah bentuk bahasa yang formal serta sopan. Dari percakapan itulah aku jadi semakin senang dan bersyukur memiliki teman seperti Hiro, karena dia senang membantuku khususnya dalam belajar bahasa Jepang, dan aku akhirnya sering bertanya padanya apabila aku tidak mengerti tentang bahasa Jepang. Sebagai gantinya aku juga berusaha agar dapat membantunya ketika dia bertanya atau meminta bantuan padaku.

Selain tentang bahasa Jepang aku juga mengenalkan padanya tentang Indonesia. Aku memberitahu dia bahwa Indonesia itu memiliki banyak pulau, suku, budaya, dan bahasa. Dan yang membuat aku sangat senang adalah, ketika dia terkejut setelah aku memberitahu bahwa Indonesia memiliki sekitar 700 lebih bahasa daerah :v wah menarik ya hehe.. iya itulah negara kita. Kemudian aku pun mengenalkan padanya sedikit tentang bahasa Jawa, aku mengatakan padanya bahwa bahasa Jawa juga memiliki aksara non-latin yaitu aksara Jawa, aku menunjukkan gambar tabel aksara Jawa dan gambar kaligrafi Jawa yang aku download dari Google padanya, dan dia nampaknya juga tertarik dengan aksara Jawa dia mengatakan bahwa aksara Jawa adalah aksara yang indah dan menarik. Wah dengan mengenalkan padanya tentang budaya Indonesia dan Jawa membuatku semakin kagum akan Indonesia dan bersyukur karena Indonesia memiliki banyak kebudayaan yang menarik sehingga aku bisa menunjukannya pada sahabat pena aku. Dan ngomong-ngomong ini adalah salah satu manfaat dari memiliki sahabat pena, yaitu aku bisa bertukar budaya padanya. Oh iya!! Aku juga mengatakan padanya bahwa aku bisa berbahasa Indonesia, Jawa, Inggris dan sekarang belajar bahasa Jepang. Setelah aku mengatakan itu dia kagum padaku karena dia berpikir bahwa aku adalah orang menguasai banyak bahasa wkwkwk (padahal itu hal yang biasa di Indonesia bukan?) bahasa Indonesia dan bahasa daerah kan bahasa ibu kita, maka dari itu wajar dong kalau kita sudah bisa berbicara dalam dua bahasa, dan tinggal ditambah bahasa Inggris jadilah kita trilingual wkwkwk :v.

D. Surat PHP

Pada awal percakapan aku berjanji pada Hiro, bahwa aku akan mengirimkan surat yang ada hadiah kecil di dalamnya kepadanya namun, aku mengatakan akan mengirimkannya ketika pandemi Covid-19 sudah mereda.

Hari menulis surat pun tiba, aku sangat senang dalam menulis surat di hari itu, karena itu akan menjadi surat pertama yang akan aku kirimkan ke sahabat pena di luar negeri, dan itu pastinya akan menjadi pengalaman yang terbaik bagi aku, terlebih Hiro adalah sahabat pena pertama aku jadi aku sangat senang sekali padahal hanya menulis surat :v.

Dalam menyiapkan pembuatan surat itu aku membeli beberapa gantungan kunci berbentuk baju dengan gambar pulau Bali yang akan menjadi hadiah kecil di dalam suratnya, kemudian aku membeli kertas folio bergaris untuk menulis suratnya, sebelum aku tuangkan isi surat tersebut ke kertas, aku buat dulu rancangannya di smartphone. Setelah selesai, aku tuliskan hasil rancangan surat itu di atas kertas folio, dengan menambahkan beberapa improvisasi kata tentunya agar lebih menarik, di dalam surat itu aku menuliskan tentang diriku, lingkungan tempat tinggalku, dan kata-kata tentang betapa senangnya diriku dalam menulis surat itu. Setelah surat tersebut selesai, aku memutuskan untuk membeli amplop untuk mengirimkan surat, dalam membeli amplop tersebut aku bingung amplop seperti apa yang cocok untuk suratku, karena aku berpikir tidak mungkin aku mengirimkan surat tersebut ke Amerika dengan menggunakan amplop kondangan :v. Akhirnya aku mengajak temanku untuk membeli amplop tersebut, sesampainya di toko yang menjual amplop aku dan temanku tidak menemukan amplop yang pas untuk suratnya, dan akhirnya aku memutuskan untuk membeli amplop ketika aku akan pergi ke kantor pos pada esok harinya.

Keesokan harinya, sebelum membeli amplop, aku dan mamaku mencoba untuk pergi ke kantor pos terlebih dahulu untuk menanyakan biaya pengiriman surat ke Amerika. Sesampainya di kantor pos kami pun bertanya, dengan pedenya aku bertanya di depan banyak orang “Permisi pak, kira-kira untuk biaya pengiriman surat ke Amerika berapa ya pak?” kemudian si pegawai kantor posnya pun menjawab “untuk pengiriman surat ke Amerika, per 20 gramnya dikenakan biaya sekitar Rp 500.000 adik” sontak aku dan mamaku terkejut terheran-heran, kemudian mama bertanya “Apa? 500.000 pak? mahalnya” “memang segitu bu biayanya” kata si pegawai pos. Perasaanku yang tadinya sangat senang langsung berubah kecewa seketika, rasanya sakit sama seperti ketika ditinggal pas lagi sayang-sayangnya T_T, karena aku tahu uang Rp 500.000 itu sangat banyak dan cukup untuk biaya hidup selama beberapa hari, akhirnya aku memutuskan untuk tidak mengirimkan surat tersebut.

Sesampainya di rumah langsung kubuka smartphone-ku dan aku kirimkan pesan kepada Hiro di Line. Dengan berat hati sambil meminta maaf aku mengatakan padanya bahwa aku tidak dapat mengirimkan surat tersebut karena biayanya sangat mahal, tak lama kemudian dia membalas pesanku dengan mengatakan bahwa aku tak perlu khawatir dia tak ingin aku menghabiskan banyak uang hanya untuk mengirim surat padanya, sebagai gantinya aku bisa mengirimkan foto suratku padanya dan dia akan senang. Mendengar jawaban itu aku sangat bahagia, karena dia bisa mengerti keadaanku, namun aku tetap kecewa karena aku tak bisa menepati janjiku padanya T_T. Akhirnya surat itu kusebut sebagai surat PHP .

E. Impressive Video Call

Setelah beberapa bulan berteman, akhirnya muncul di benakku keinginan untuk melakukan panggilan video dengan Hiro, siapa tau dengan panggilan video itu aku bisa melatih skill bahasa Inggris dan Jepangku. Akhirnya kemarin pada tanggal 6 Februari 2021, aku melakukan panggilan video pertama kali dengannya, sebelumnya kami membuat janji terlebih dahulu karena kami berdua sama-sama sibuk. Apa? sibuk? Sibuk main tiktok :v? wkwkwk nggak lah memang akhir-akhir ini aku memang sibuk dengan tugas sekolah yang seolah tak ada habisnya sampai membuatku mabuk. Mungkin kalau orang lain mabuk karena alkohol sedangkan aku mabuk karena tugas wkwkwk :v. Oke oke kembali ke topik.

Setelah membuat janji akhirnya kami memutuskan untuk melakukannya di hari Sabtu pagi dan sabtu malam nani? Chotto matte… maksudnya dua kali gitu? Nggak, maksudnya adalah kita melakukan panggilan video dimana di tempatku waktunya adalah hari Sabtu pukul 8 malam dan hari Sabtu pukul 8 pagi di tempatnya Hiro di Amerika, jadi betulkan Sabtu pagi dan Sabtu malam? Hehe. Oke jadi, di malam itu I was so excited untuk menunggu dia menelpon dan merasa sangat gugup, yah maklum karena itu adalah video call pertama aku dengan sahabat pena khususnya orang luar negeri terlebih lagi orang Jepang. Karena aku membayangkan di situ aku tidak bisa memakai bahasa lain selain bahasa Inggris dan Jepang, karena kalau aku berbicara menggunakan bahasa Indonesia apalagi bahasa Jawa dia pasti bakal zenzen wakarimasen alias ora ngerti blas alias tidak mengerti sama sekali wkwkwk.

Setelah lama menunggu, akhirnya HP-ku pun berdering dan langsung aku angkat video call-nya, ketika layar sudah memasuki tampilan video call perasaanku pun seketika bagaikan mahasiswa yang akan menghadapi sidang skripsi alias gugup pakai banget, bukannya lebay tapi itulah yang aku rasakan wkwkwk. Akhirnya aku bisa melihat wajahnya dan aku sangat senang sekaligus gugup, karena di satu sisi aku senang karena aku bisa melakukan panggilan video dengan orang Jepang, dan di satu sisi lagi aku khawatir kalau bicaraku akan belepotan, tapi aku tetap memaksa diriku untuk melakukannya. Dalam layar video tersebut aku melihat dia sedang berada di kamarnya yang sangat bagus lengkap dengan beberapa action figures anime di atas meja yang kebetulan kelihatan, di awal pembicaraan aku seperti biasa menyapanya dengan mengatakan ”konnichiwa, genki desuka?” setelah dia menjawab genki desu pembicaraan kami pun dimulai, pertama aku bicara padanya bahwa sebenarnya aku gugup, karena aku tidak pernah melakukan video call dengan orang luar negeri apalagi orang Jepang sebelumnya, dan dia mengatakan bahwa tak masalah, santai saja karena sebenarnya dia juga gugup wkwkwk. Kemudian aku memintanya untuk menunjukkan isi kamarnya, kemudian dia melakukannya sambil menunjukkan koleksi action figures dan manga miliknya yang sangat banyak kemudian kami membahas tentang anime dan kehidupan kami.

Singkat cerita pada pertengahan video call tersebut, aku pun juga menunjukkan isi rumahku, kenapa isi rumah? Kok tidak isi kamarmu? Iya karena rumahku kecil jadi aku menunjukkan isi rumahku terutama kamarku, dan ruang tamu. Pada saat menunjukkan ruang tamu, aku pun menunjukkan motorku yang terparkir di ruang tamu, btw kalian pasti bertanya kenapa motorku kok berada di ruang tamu? Iya itu karena sudah malam, dan aku harus memasukkan motorku ke dalam rumah tepatnya di ruang tamu setiap malam, itulah kenapa motorku berada di ruang tamu. Oke lanjut ke topiknya lagi, jadi ketika aku menunjukkan bahwa itu adalah motorku dia terkejut bahwa aku punya motor, karena kebanyakan remaja di Amerika dan Jepang jarang yang memiliki motor, kebanyakan remaja di Jepang dan Amerika akan jalan kaki, naik sepeda, naik taksi, atau kereta ketika ingin bepergian ke suatu tempat. Dan dia semakin terkejut ketika aku mengatakan bahwa kebanyakan anak SMA di Indonesia termasuk aku pergi ke sekolah dengan naik motor sendiri, karena biasanya anak-anak sekolah termasuk anak SMA di Jepang dan Amerika akan naik bus sekolah, sepeda, kereta, taksi, atau diantar oleh orang tua mereka ketika pergi ke sekolah, wkwkwk kore wa omoshiroi deshou? .

Selain membahas hal itu, aku dan Hiro juga membahas tentang bahasa Jepang, aku memintanya untuk memberiku tantangan menulis kanji dari sebuah kata bahasa Inggris yang dia ucapkan, kata pertama adalah house atau rumah, kemudian kata kedua adalah 4 seasons (spring, summer, fall, winter) atau 4 musim, kemudian kata lamp atau lampu, dan beberapa kosakata lainnya. Aku senang karena aku dapat menjawab semuanya wkwkwk, dan setelah itu aku pun menantangnya menulis kanji juga dan dia pun juga dapat menjawab semuanya. Setelah melakukan tantangan itu dia mengajarkanku tentang kanji radikal dan cara belajar kanji yang benar, dia mengatakan kalau belajar kanji itu kita tidak harus mengetahui semua yomi atau cara bacanya, dalam menghafal kanji, kita perlu menulisnya berulang-ulang agar kita mudah menghafalnya dan tidak mudah lupa, selain itu, kita hanya perlu mengetahui yomi yang sering dipakai saja, serta yang terpenting adalah kita dapat mengerti arti dari kanji tersebut. Dari pernyataan Hiro tersebut aku sangat terbantu dalam belajar kanji, dan aku sangat bersyukur karenanya.

Kesimpulan dan Saran

Dari cerita aku tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa, kita jangan pernah takut untuk mencoba, dengan mencoba hal baru seperti belajar bahasa Jepang, kita akan menemukan banyak sekali keuntungan dan pelajaran berharga yang dapat kita ambil, seperti aku yang berawal dari iseng-iseng posting perkenalan akhirnya aku mendapatkan sahabat pena yang baik. Kemudian dalam menjalin pertemanan khususnya dengan sahabat pena, sebaiknya pada awal pertemuan jangan membahas sesuatu hal yang menyangkut privasinya, karena itu sangat mengganggu dan dia jadi enggan berteman dengan kalian, waduh jangan sampai ya. Pada awal pertemuan sebaiknya bahas tentang hal-hal yang dia suka atau hal yang kalian sama-sama suka, karena itu akan sangat cepat membuatmu akrab dengan seseorang apalagi sahabat pena. Dan usahakan dalam menjalin pertemanan kalian harus saling membantu dan mengerti satu sama lain, agar kamu dan temanmu semakin akrab dan menghindari adanya buruk sangka dari salah satu pihak. Misalnya kalian menjalin pertemanan dengan seseorang, kemudian kalian sering meminta bantuan padanya tetapi kalian tidak pernah menawarkan bantuan pada teman kalian, bisa jadi suatu saat nanti teman kalian akan memiliki prasangka buruk terhadap kalian, maka dari itu saling membantu dan pengertian adalah hal yang penting dalam menjalin sebuah pertemanan.

Kemudian dalam belajar bahasa asing aku menyarankan agar belajar dengan native speaker-nya karena itu akan sangat membantu dalam belajar bahasa, kalian dapat menerapkan cara yang aku lakukan atau gabung grub khususnya di Facebook untuk mendapatkan sahabat pena yang merupakan penutur asli dari bahasa yang kalian pelajari, karena kunci dari belajar bahasa adalah praktik dan tujuan utama dari belajar bahasa adalah untuk berkomunikasi, maka dari itu praktik adalah hal yang utama dalam mempelajari bahasa. Apalagi dengan penutur aslinya itu pasti sangat membantu dalam belajar bahasa. Apabila kalian kesulitan menemukan sahabat pena yang merupakan native speaker, kalian bisa praktik dengan orang-orang sesama pelajar bahasa target kalian seperti di grup WhatsApp atau Facebook, dan apabila kalian juga tak dapat melakukannya kalian dapat praktik berbicara sendiri di depan cermin misalnya, atau membuat status di sosmed menggunakan bahasa target kalian tersebut. Selain itu, jangan malu untuk bertanya apabila ada kesulitan dalam belajar karena seperti yang dikatakan pepatah “malu bertanya sesat di jalan”. Kalian bisa bertanya pada teman kalian yang penutur asli, atau teman kalian sesama pelajar bahasa tersebut misalnya di grup WhatsApp, dengan begitu meskipun otodidak, belajar bahasa kalian akan jadi lebih efektif.

Sekian kisahku dengan sahabat penaku Hiro. aku harap kalian dapat mendapatkan pelajaran yang berharga dan termotivasi dari kisahku ini. Ingat!!, jangan pernah takut untuk mencoba, karena kita tidak akan mengenal yang namaynya kesuksesan jika kita tidak akrab dengan yang namanya mencoba dan kegagalan. Ganbarimashou minasan!!! Ja, matane .

Penulis :  Raditya Fatah