Orang Jepang dan Bahasa Inggris (karya lomba menulis 2022)

lomba_2022Lomba Menulis

1. Sherlockian

Aku berteman dengan salah satu Orang Jepang di Facebook sejak tahun 2012. Kami berdua sama-sama suka Bahasa Inggris dan Sherlockian. Sherlockian adalah sebutan untuk penggemar Sherlock Holmes. Kami berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Inggris.

2. Aku dan Bahasa Jepang

Temanku ini sering jadi tempatku bertanya tentang Bahasa Jepang. Saat aku menemukan hal yang tidak kupahami dengan Bahasa Jepang, rasanya menyenangkan sekali bisa bertanya langsung pada native speaker. Tentu saja aku bertanya menggunakan Bahasa Inggris dan dia juga menjawab memakai Bahasa Inggris. Bukannya tidak mau pakai Bahasa Jepang, tapi kemampuan Bahasa Jepangku untuk berkomunikasi langsung belum terlalu baik dibandingkan Bahasa Inggrisku. Hehe.

3. Orang Jepang dan Bahasa Inggris

Aku sempat heran saat temanku memakai Bahasa inggris saat berkomunikasi denganku. Bahasa Inggrisnya lancar sekali. Grammarnya juga lebih bagus dibanding aku. Padahal imagenya Orang Jepang itu tidak pandai berbahasa Inggris. Bahkan seringkali Orang Jepang yang memakai Bahasa Inggris, biasanya beda sekali dengan Bahasa Inggris Amerika, Inggris, atau Australia. Jadi mereka biasanya pakai katakana untuk bahasa asing dan pengucapannya pun sesuai dengan katakana.

Tapi temanku ini sangat baik dalam berbahasa Inggris. Dia juga pernah ke luar negeri. Tentu saja ke London, B Baker Street 221 Museum Sherlock Holmes. Dia juga pandai bermain biola. Film-film favoritnya seperti Sherlock Holmes, Star Wars, dll sepertinya sangat mempengaruhi Bahasa Inggrisnya.

Aku penasaran dan pernah bertanya tentang Orang Jepang dan Bahasa Inggris di Jepang. Ternyata sama dengan Indonesia, di Jepang juga ada mata pelajaran Bahasa Inggris sejak Sekolah Dasar. Tapi untuk di sekolah, Orang Jepang mempelajari Bahasa Inggris hanya untuk mengejar nilai.

Orang Jepang akan mempelajari Bahasa Inggris dengan sungguh-sungguh saat mereka membutuhkannya. Dulu temanku pernah menasihati seorang teman untuk mempelajari Bahasa Inggris karena di dunia kerja akan diperlukan. Temannya tidak tertarik karena tidak perlu ke luar negeri untuk mencoba makanan luar, di Jepang sudah banyak tersedia restoran luar. Temanku sendiri memikirkan kembali kata-katanya karena setelah pindah tempat kerja jadi tidak menggunakan Bahasa Inggris lagi.

Sama saja berarti dengan di Indonesia. Orang Indonesia mempelajari bahasa asing saat merasa butuh. Aku pribadi dari SD sampai SMA Kelas X belajar Bahasa Inggris hanya untuk mendapatkan nilai di raport. Barulah saat Kelas XI aku benar-benar belajar Bahasa Inggris setelah guru Bahasa Inggris di kelas mengatakan "Kalau mau menguasai Bahasa Inggris, gunakan pada hobimu."

Jadi aku mulai membaca manga yang berbahasa Inggris. Dulu ke warnet membawa kamus John Echols untuk membaca Detective Conan berbahasa Inggris. Jadi saat membaca sambil buka kamus. Mendengarkan lagu-lagu berbahasa Inggris, mencari liriknya, dan menerjemahkannya ke dalam Bahasa Indonesia. Membaca novel Sherlock Holmes berbahasa Inggris dan menuliskan terjemahannya. Menonton film-film berbahasa Inggris dan sering menekan tombol pause untuk membuka kamus.

Untuk Bahasa Jepang aku mulai tertarik saat kelas X. Waktu itu dapat guru yang menyenangkan cara mengajarnya dan kelas XI aku memilih Jurusan Bahasa. Ternyata di kelas XI aku juga bisa upgrade Bahasa Inggrisku.

Kendala terbesarku saat belajar Bahasa Jepang adalah kanji. Aku sering bertanya tentang kanji ini pada teman Jepangku. Kamus Bahasa Jepang yang kugunakan Kenji Matsuura. Kamusnya lengkap sekali, tapi ada kanjinya. Jadi saat mencari suatu arti kata harus tau dulu kanjinya seperti apa untuk tau makna yang tepat. Aku juga memakai Kamus Kanji T. Chandra. Temanku Tachibana san sangat membantu saat aku kebingungan tentang kanji.

Kesimpulannya, Bahasa Inggris sangat membantu komunikasi dengan orang asing di seluruh dunia. Aku sering membaca kalimat ini entah siapa yang pertama kali mengatakannya:"Utamakan Bahasa Indonesia, kuasai bahasa asing, lestarikan bahasa daerah."

Penulis: Sinta Legian Wulandari