Berkenalan dengan Orang Jepang Tanpa Melintasi Lautan, Memang Bisa? (karya lomba menulis 2022)

lomba_2022Lomba Menulis

Apa yang kalian pikirkan saat pertama kali mendengar kata orang Jepang? Individualis? Apa yang kalian pikirkan mungkin tidak salah. Karena pada awalnya saya pun berpikir hal yang serupa. Sampai beberapa waktu lalu saya berkenalan dengan salah satu orang Jepang.

1. Awal kecintaan pada Jepang

Saat guru saya bertanya apa hobi saya. Saya dapat menjawab dengan percaya diri, hobi saya adalah menonton anime! Saya adalah wibu yang telah jatuh cinta pada negeri sakura Jepang sedari kecil.

Awal mula saya mengenal Jepang adalah saat saya tidak sengaja menonton anime Detective Conan di laptop kakak saya. Saat itulah kecintaan saya pada Jepang membumbung tinggi.

Bertahun tahun saya mempelajari segala hal tentang jejepangan. Dari mulai nonton anime, mendengar musik Jepang, hingga menonton dorama. Semua saya lakukan kecuali satu hal, yaitu mempelajari bahasa Jepang.

2. Awal mempelajari bahasa Jepang

Bagi saya mempelajari bahasa Jepang adalah hal yang sangat merepotkan, bagaimana tidak? Coba saja kalian lihat huruf kanji, bentuknya saja sudah bikin pusing. Karena itu, saya selalu menahan diri setiap kali berkeinginan untuk pergi ke Jepang.

Sampai saya bertemu dengan channel YouTube Jerome Polin. Melihatnya bisa pergi ke negeri sakura Jepang membuat saya benar benar iri. Ia pun bisa bertemu secara langsung dengan orang Jepang. Sungguh suatu hal yang sangat saya impikan.

Akhirnya dengan seribu tekad yang bulat saya mulai mempelajari bahasa Jepang. Saya juga ingin bisa berkuliah ke Jepang seperti Jerome Polin.

Saat itulah salah satu teman saya memperkenalkan saya dengan sebuah aplikasi bernama busuu, aplikasi belajar bahasa Jepang yang kalau kata teman saya itu sangat recommended.

Saya mulai belajar di sana. Setiap hari saya lewati dengan belajar bahasa Jepang sedikit demi sedikit. Tapi apalah daya, saya memang orangnya itu mudah bosan. Saya butuh motivasi saat mempelajari sesuatu. Lalu saya memutuskan mencoba mencari teman orang Jepang. Saya berhasil mendapatkan satu di instagram, tapi apa boleh buat, sepertinya saya diblok, atau dia menghapus instagramnya. Di sanalah sesuatu hal aneh terjadi.

3. Berkenalan dengan Masaki-san

Di aplikasi busuu terdapat sebuah fitur bernama komunitas, di dalam fitur tersebut kita dapat berteman dengan orang Jepang asli. Di sanalah saya berkenalan dengan Masaki-san. Awalnya saya hanya secara acak menambahkan namanya sebagai teman. Lalu, dia secara tiba tiba membalas latihan bahasa Jepang yang saya kirim dengan bahasa Indonesia! Betapa terkejutnya saya saat dia mengajak saya berbincang terlebih dahulu dengan bahasa Indonesia.

Tidak bermaksud menjelekkan, tapi pemikiran apabila orang Jepang individualisme, dan tidak mungkin mengajak berkenalan orang asing seperti saya terlebih dahulu, sudah melekat. Tapi Masaki-san mengajak saya berkenalan terlebih dahulu. Saya pun menyambutnya dengan baik, kami pun banyak berbincang di komunitas tersebut.

4. Om om 45 tahun

Awalnya percakapan berjalan dengan normal, dia menggunakan bahasa Indonesia, yang sepertinya dia menggunakan google translate. Dia juga banyak membicarakan tentang Indonesia. Terlihat sekali apabila dia mempunyai banyak pengetahuan tentang Indonesia. Awalnya saya pikir dia orang Indonesia, tapi saat dia menggunakan bahasa Indonesia yang tidak terlalu bagus, saya jadi percaya dia orang Jepang asli.

Awalnya saya tidak terlalu memperdulikan identitasnya, seperti apa namanya, apa gendernya, berapa umurnya. Dan dia pun tidak pernah menanyakan hal itu terhadap saya. Sampai satu ketika dia dengan sendirinya mengatakan bila dia adalah seorang om om berumur 45 tahun.

Awalnya saya agak terkejut. Lama lama rasa kaget itu berubah menjadi curiga. Sempat saya berpikir untuk berhenti membalas pesannya. Tapi saya mencoba berbaik sangka.

Bagaimana pun berbincang dengan Masaki-san sangat menyenangkan. Dia memiliki pengetahuan yang sangat luas tentang Indonesia. Ia juga tak pernah menanyakan privasi saya. Jadi saya putuskan untuk tetap membalas pesannya.

5. Menambah pengetahuan

Setelah berbincang cukup lama di aplikasi busuu akhirnya ia mengajak untuk berkenalan via line. Saya pun akhirnya menambahkan ia sebagai teman di Line.

Masaki-san mengetahui banyak hal tentang Indonesia. Dia berkata dulu dia pernah bekerja bersama beberapa anak magang di Indonesia. Dia juga bercerita dia punya teman sekolah dari Indonesia.

Ia bercerita semua yang ia tau tentang Indonesia. Dari membahas tentang Bali, Yogyakarta, Bandung, sampai Solo, bahkan ia tau tentang sundel bolong. Ia juga tau dengan presiden Soekarno, dan istrinya Ibu Dewi.

Selain berbincang tentang Indonesia. Kami juga berbincang tentang Jepang. Berbincang dengannya menambah ilmu baru. Dia menceritakan tentang Osaka yang dihuni banyak muslim. Terdapat masjid besar di Kobe yang memiliki sejarah panjang. Dia memberikan rekomendasi beberapa tempat wisata di Osaka.

Dia bahkan menceritakan tentang sejarah Jepang. Dia menceritakan kisah peperangan Jepang saat zaman dahulu. Dan tentu saja perang Jepang dan Indonesia! Dia meminta maaf karena Jepang dulu pernah menjajah Indonesia. Padahal menurut saya ia tidak perlu meminta maaf, bagaimana pun perang itu adalah hal yang dilakukan pendahulunya, bukan dia.

Dia juga menceritakan tentang hantu Jepang. Saya pikir orang Jepang tidak percaya dengan hal hal berbau hantu. Tapi ia menceritakan banyak hal tentang hantu Jepang.

Dia juga menceritakan beberapa hal tentang Okinawa. Satu hal yang membuat saya agak terkejut dia berkata Okinawa memiliki beberapa adat dan budaya yang agak mirip dengan Indonesia! Dan menurut Masaki-san, beberapa aksen Okinawa mirip dengan bahasa Melayu. Dia juga menceritakan beberapa sejarah Okinawa yang tidak pernah saya ketahui sebelumnya. Seperti Okinawa yang dulunya kerajaan sendiri dan pernah diduduki oleh administrasi Amerika.

Kami juga pernah membahas tentang makanan. Saya memberitahunya tentang makanan Indonesia. Walau sebetulnya dia sudah mengetahui beberapa makanan Indonesia, seperti rendang. Sebaliknya dia juga memberi tahu beberapa hal tentang makanan Jepang. Dari cara membuat omurice yang baik dan benar, makanan Jepang favoritnya, dan makanan Jepang yang wajib saya coba bila saya pergi ke Jepang. Dia juga memberi tahu saya tentang sake tradisional Jepang.

Lalu satu hal unik lainnnya, mungkin karena perbedaan generasi dia tidak mengetahui tentang anime, dorama, dan lagu lagu Jepang masa kini. Dia hanya mengetahui Mayumi Itsuwa sebagai penyanyi Jepang lama!

Banyak hal yang belum saya ketahui tentang Jepang. Tapi berbincang dengan Masaki-san telah memberikan saya banyak pengetahuan tentang Jepang. Berbincang bersamanya membuat saya merasa seperti sedang berada di Jepang!

6. Orang Indonesia menurut Masaki-san

Menurut Masaki-san orang Indonesia sangatlah baik dan ramah. Orang Indonesia sangat terbuka pada orang asing, dan itu membuatnya nyaman. Hanya saya, bagi dia orang Indonesia terlalu serius perihal agama. Orang Indonesia menganggap hanya satu agama dan Tuhan dari agamanya yang bisa diterima. Jauh berbalik dengan orang Jepang yang mempercayai banyak dewa. Tapi bagi dia itulah yang membuat orang Indonesia unik.

Akhir kata. Menurut saya jangan terlalu takut dan ragu untuk mengajak orang berbincang. Karena berbincang dengan orang Jepang dapat menambah banyak ilmu dan pengetahuan tentang Jepang. Asal kita tetap berhati-hati, karena memang tidak dapat dipungkiri ada banyak orang jahat di luar sana. Tapi bagi saya sendiri berkenalan dengan orang Jepang itu cukup menyenangkan, lagi pula lumayan untuk menjadi persiapan awal sebelum pergi ke Jepang! Semangat untuk para pejuang Jepang!

Penulis: Nisrina Jahiya