Jepang Sebagai Motivasi Bangkit dari Keterpurukan (karya lomba menulis 2021)
1. Takdir (運命)
Aku hanyalah satu dari sekian banyak orang yang menyukai anime , komik, lagu & budaya Jepang. Tidak ada yang spesial dari ku. Aku mulai tertarik dengan budaya Jepang sejak aku masih duduk di bangku SD. Membaca komik, menonton anime dan membahas segala tentang Jepang dengan teman-teman adalah hal yang sangat ku sukai. Dengan memikirkan hal itu saja aku merasa bersemangat setiap hari nya.
Hingga suatu hari tepatnya ketika aku berusia 12 tahun, orangtuaku bercerai. Tidak ada anak yang menginginkan orangtua nya berpisah. Begitu juga aku. Tapi tidak ada yang bisa aku lakukan. Aku masih terlalu dini untuk memahami hal-hal seperti itu. Setelah orangtuaku bercerai aku merasa sangat sedih dan terpuruk. Aku merasa hidupku sama sekali tidak berarti. Aku mengalami depresi.
Disaat terpuruk itu yang menghiburku hanyalah komik , anime & lagu Jepang. Aku merasa bersemangat setiap kali menonton anime , membaca komik atau mempelajari bahasa Jepang. Aku kembali bersemangat menjalani hidup. Aku berusaha bangkit dari keterpurukan.
Ketertarikan ku terhadap budaya Jepang semakin besar. Aku pun mulai belajar bahasa Jepang secara otodidak . Belajar percakapan bahasa Jepang bagiku sangat menyenangkan , tetapi waktu itu aku masih terlalu malas untuk mempelajari kanji . Aku merasa menghapal kanji atau membaca kanji adalah hal yang sangat mustahil . Bagiku waktu itu sangat sulit karena belum ada smartphone ataupun aplikasi untuk menunjang belajar bahasa Jepang seperti sekarang .
Aku mulai serius belajar bahasa Jepang secara otodidak sejak tahun 2018 melalui aplikasi di smartphone dan juga melalui e-book yang aku download dari internet.
2. Karate (空手)
Karate sudah menjadi bagian dari kehidupanku dan keluargaku. Kakak dan adikku adalah atlet Karate yang berprestasi. Kakakku adalah pelatih Karate dan kami mempunyai dojo dirumah. Mereka berdua juga menyukai budaya Jepang.
Aku juga sangat tertarik dengan beladiri satu ini. Menurutku Karate itu sangat keren. Tapi itu tidak cukup untuk memotivasiku belajar Karate. Karena latihan nya sangat berat dan melelahkan membuatku malas latihan Karate . wkwk
Tapi anehnya justru Karate memotivasi ku untuk lebih giat belajar bahasa Jepang. Walaupun aku tidak memiliki bakat dalam Karate, setidaknya aku harus bisa menguasai bahasa Jepang. Begitu pikirku.
Aku juga mempunyai kenalan seorang Jepang berinisial KS yang sekarang menjadi orang yang sangat penting dalam hidupku.
KS adalah seorang atlet Karate pada masa sekolah . Ayah, Ibu dan semua keluarga nya adalah Karateka. Ibu KS adalah atlet ternama pada masa nya dan di segani di Jepang bagian barat. Begitu juga dengan KS .
KS adalah seorang pria yang menjunjung tinggi sumpah Karate dan orang yang sangat pintar. keluarganya adalah Karate aliran Yuushin. Kyokushin dan Yuushin adalah Karate aliran keras. Berbeda dengan di Jepang, di Indonesia sendiri aliran tersebut tidak untuk dipertandingkan karena berbahaya.
Aku sangat terkejut ketika melihat video pertandingan KS . Baku hantam seperti di film laga. Sangat berbeda dengan pertandingan Karate yang aku lihat di Indonesia. Ia juga sering mengalami cedera saat latihan .Ia berkata bahwa cedera atau patah tulang adalah hal biasa dalam dunia Karate. KS juga banyak mengajariku budaya Jepang dan Karate yang tidak aku ketahui.
3. Sagi (鷺)
“Sagi..“
Begitu panggilan KS kepadaku. KS berkata bahwa kanji Sagi (鷺)=Bangau sangat cocok dengan kepribadianku. Ia juga memberitahuku bahwa Sagi (鷺) dalam budaya Jepang, memiliki makna positif dan simbol dari kesucian, umur panjang dan peruntungan. Sedangkan untuk hal berbau spiritual, Bangau sebagai simbol dari kelembutan, keanggunan, kesabaran dan semangat.
Karena iseng aku pun mencari tahu arti kata Sagi/Sagita yang lain dalam bahasa Jepang. Lalu aku menemukan tumbuhan bernama Sagita .
Ternyata namaku memiliki banyak arti dalam bahasa Jepang wkwk.
KS juga banyak mengajariku kanji Jepang, salah satu nya adalah 尊い(totoi).
KS mengatakan bahwa baginya aku adalah 尊い。Saat aku bertanya apa arti dari 尊い、 ia tidak memberitahuku . Ia berkata bahwa aku harus mencari tahu artinya sendiri karena itu adalah bagian dari proses belajar agar aku semakin mahir berbahasa Jepang.
Tentu saja aku penasaran dengan artinya lalu aku pun mencari tahu di google.
Ternyata 尊い(totoi) berarti “berharga” “sangat penting” .
Dari KS aku banyak belajar untuk lebih mencintai dan menghargai diri sendiri. Percaya dengan kemampuan diri sendiri.
Jika aku tidak mengenal tentang Jepang, mungkin aku tidak bisa bangkit dari keterpurukan. Jika aku tidak mengenal Jepang,mungkin aku tidak bisa menjadi diriku yang sekarang. Jika aku tidak mengenal tentang Jepang, mungkin aku tidak akan pernah mengenal KS dan teman-temanku yang lain. Begitu banyak pelajaran hidup yang aku dapat dari mengenal budaya Jepang. Melalui kekagumanku terhadap budaya Jepang, tuhan menyelamatkanku dari depresi . Aku sangat bersyukur karena Tuhan menyelamatkanku dengan cara nya yang tidak terduga.
Penulis : Sagita Tiffany