Mengenal Shinzenshiki, Upacara Pernikahan Tradisional di Jepang
Pernikahan. Banyak orang memimpikan untuk bisa menikah dengan pujaan hatinya. Termasuk para jomblo yang tidak punya pasangan sekalipun, pasti jadi antusias begitu mendengar kata ini. Contohnya, kamu. Iya kamu yang senyum - senyum sendiri, hehe 🙂 .
Ada banyak sekali adat dan budaya pernikahan yang unik di setiap negara, salah satunya yang akan kita bahas, yaitu pernikahan tradisional di Jepang.
Sebenarnya, dalam lembaga hukum dan sosial di Jepang, pernikahan sudah dianggap sah saat pasangan secara resmi membuat status pernikahan pada lembar pendaftaran keluarga mereka, meskipun tanpa upacara yang mewah.
Namun, banyak juga pasangan yang tetap merayakan upacara pernikahan mereka. Nah, di Jepang sendiri sudah masuk beberapa budaya asing yang mempengaruhi budaya pernikahan. Yang paling populer adalah pernikahan gaya Barat dengan gaun kapel yang dilangsungkan di gereja.
Untuk budaya pernikahan tradisionalnya, Jepang punya suatu adat budaya pernikahan yang masih populer hingga saat ini, yaitu 神前式 (baca : shinzenshiki). Secara harfiah 神(shin) berarti Tuhan, 前(zen) berarti depan, dan 式(shiki) berarti upacara atau ritual. Jadi Shinzenshiki berarti sebuah upacara atau ritual yang diadakan di depan atau di hadapan Tuhan, dan diadakan di sebuah kuil.
Sebelum memasuki tahap pernikahan, terlebih dahulu tentu harus menemukan pasangan terlebih dahulu yaa. Berdasarkan metode pencarian jodoh yang dikenal di Jepang, ada 2 jenis, yaitu お見合い(baca: omiai, semacam pertemuan antar keluarga untuk perjodohan) dan Ren’ai (kedua pasangan memutuskan sendiri untuk menikah).
Di Jepang juga ada suatu acara yang dilaksanakan sebelum hari pernikahan semacam pertunangan di Indonesia. Proses ini dikenal dengan sebutan 結納 (baca: Yuinoo). Tanggal acara Yuinoo akan dipilih pada hari keberuntungan. Pada proses ini keluarga berkumpul kemudian bertukar uang pertunangan dan hadiah. Dari pihak calon mempelai pria memberikan uang kepada pihak calon mempelai wanita, sedangkan hadiah yang berupa barang (biasanya alat – alat rumah tangga) diberikan oleh pihak calon mempelai wanita kepada pihak calon mempelai pria. Namun, pada zaman ini lebih dari 70% pasangan tidak melaksanakan acara Yuinoo, akan tetapi hanya melakukan acara pertemuan makan antara keluarga saja.
Lalu, bagaimana proses Shinzenshiki atau pernikahan adat Shinto ini belangsung? Mari kita simak tahapan demi tahapan nya berikut ini.
1. Pakaian Pengantin
Pakaian pengantin yang dipakai saat upacara Shinzenshiki adalah kimono hitam untuk mempelai pria dan kimono putih untuk mempelai wanita. Dalam upacara pernikahan ini, seluruh tubuh mempelai wanita akan dicat putih dan memakai tudung sebagai lambang “menyembunyikan wajah” dari orang lain selain suaminya. Penutup kepala ini dikenal dengan sebutan 綿帽子 (baca : wataboushi). Adapun accessories lain yang biasa dibawa pengantin wanita adalah 筥迫 (baca : hakoseko, sebuah kantung kecil berisi cermin yang disisipkan pada kimono), 懐剣 (baca : kaiken, sebuah pisau kecil yang juga disisipkan pada kimono), dan 末広 (baca : suehiro, sebuah kipas kecil yang di bawa mempelai).
2. Memasuki Kuil
Di hari H pernikahan, semua keluarga dan kerabat berkumpul di sebuah kuil. Saat memasuki kuil, rombongan ini di pimpin oleh 神職 (baca : shinshoku, pemimpin kuil) dan 巫女(baca : miko, gadis yang melayani di kuil). Namun, sebelum memasuki kuil, kedua mempelai biasanya terlebih dahulu melakukan proses 手水の儀 (baca: chouzuno-gi), yaitu membasuh tangan dengan air kuil. Ini bermakna menyucikan atau memurnikan tubuh dan pikiran sebelum acara berlangsung.
3. Pemimpin Kuil Memulai Acara
Dalam ritual ini, pemimpin kuil atau 神職(baca : shinshoku) memulai dengan berdoa terlebih dahulu untuk meminta perlindungan oleh Tuhan selama upacara 神前式 (shinzenshiki). Lalu, shinshoku berdoa untuk membersihkan rohani dan jasmaninya dari hal kotor atau kejahatan. Kemudian, shinshoku berdoa sekaligus melaporkan pernikahannya dengan cara membacakan surat perayaan pernikahan tersebut kepada Tuhan.
4. Ritual Minum 3 Cawan Sake Bergantian
Dikenal dengan istilah 三々九度(baca: san-san kudo) atau 三献の儀(baca: sankon no gi), pada proses ini pengantin menerima 3 cawan sake yang berukuran besar, sedang, dan kecil. Makna 3 cawan ini menurut kepercayaan yaitu cawan kecil menunjukkan masa lampau, cawan sedang menunjukkan sekarang, dan cawan besar menunjukkan masa depan. Pengantin meminum 3 cawan sake dari masing masing cawan sebanyak 3 tegukan. Ritual ini dilakukan sebagai kontrak antara sang suami dan istri.
5. Pernikahan Sah !
Yap. Tibalah saat yang dinantikan. Ritual yang berlangsung khidmat ini kemudian memasuki tahap pembacaan sumpah setia dan perjanjian untuk menjadi pasangan seumur hidup, (dikenal dengan istilah 誓詞奏上 (baca: seishi-soujou), kemudian mereka saling bertukar cincin dan jadilah kedua mempelai ini menjadi pasangan suami istri yang sah. Wahh, senangnyaa. (>.<)
6. Acara Perayaan
Selanjutnya, pengantin diberi cabang pohon daun yang diikat kertas suci yang disebut 玉串 (baca: tamagushi) untuk disumbangkan kepada Tuhan. Ritual ini disebut 玉串奉奠 (baca: tamakushi-houten). Setelah itu, gadis pelayan 巫女(miko) mulai menari-nari untuk merayakan pernikahan tersebut. Lalu, anggota keluarga juga ikut meminum sake untuk ikatan antara keluarga menjadi suatu ikatan kerabat. Ritual ini disebut dengan istilah 親族杯の儀 (baca: shinzokusakazukino-gi).
7. Acara Penutup
Pada sesi penutup shinshoku membungkuk untuk memberi penghormatan kepada Tuhan dan melaporkan bahwa acara pernikahan telah selesai dilaksanakan. Semua yang hadir pun lalu ikut membungkukkan badan sebagai ungkapan terimakasih dan rasa syukur kepada Tuhan karena telah diberi kelancaran selama proses pernikahan berlangsung.
Unik sekali ya. Meski jauh dari kata mewah, pernikahan tradisional Jepang ini terkesan sederhana, tetapi begitu hangat dan sakral. Ini dikarenakan peserta yang hadir biasanya hanya keluarga dan kerabat dekat saja. Ingin lihat prosesnya? Yakin? Jangan baper ya, wkwk. Berikut kita simak videonya.
Semoga bisa jadi inspirasi nih. Apa pun adat pernikahan yang ingin kamu pakai nanti, tetap harus cari pasangannya dulu yaa (^.^)
Rombongan pengantin saat memasuki kuil.
Ritual San-san Kudo.
Aksesoris pengantin wanita.
Sumber :
https://www.alc.co.jp/speaking/article/kihon/68.html
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pernikahan_di_Jepang
https://doshishawakon.wixsite.com/wakonwedding/feed/japanese-traditional-wedding-ceremony-shinzensiki
https://www.niwaka.com/ksm/radio/wedding/ready/program/23/
https://wedding.mynavi.jp/contents/special_contents/kyoshikitype_shinzen/
Penulis: Ega Arisandi