Bentuk Perintah dan Larangan I
Pola Kalimat
KK(Bentuk Perintah)
KK-lah
KK(bentuk Larangan)
Jangan melakukan KK
Struktur kalimat
Penjelasan
Pada umumnya, kedua pola kalimat di atas digunakan untuk menunjukkan perintah yang berkesan keras. Setiap pembentukan serta penggunaan bentuk perintah dan larangan sebagai berikut di bawa ini.
Pembentukan Bentuk Perintah dan Larangan
Pembentukan Bentuk Perintah
KK Kelompok I
Akhiran “u” dari bentuk kamus diubah menjadi “e”.
買う ka-u → 買え ka-e (Belilah)
座る suwar-u → 座れ suwar-e (Duduklah)
泳ぐ oyog-u → 泳げ oyog-e (Berenanglah)
KK Kelompok II
Akhiran “ru” dari bentuk kamus diubah menjadi “ro”.
見る mi-ru → 見ろ mi-ro (Lihatlah)
食べる tabe-ru → 食べろ tabe-ro (Makanlah)
KK Kelompok III
来る kuru → 来い koi (Datanglah)
する suru → しろ shiro (Lakukanlah)
Pembentukan Bentuk Larangan
KK(Bentuk Kamus) + na
Untuk membuat kata kerja bentuk larangan, akhiran “na” yang dibubuhkan di belakang kata kerja bentuk kamus.
買う kau → 買うな kau-na (Jangan beli)
座る suwaru → 座るな suwaru-na (Jangan duduk)
泳ぐ oyogu → 泳ぐな oyogu-na (Jangan berenang)
見る miru → 見るな miru-na (Jangan lihat)
食べる taberu → 食べるな taberu-na (Jangan makan)
来る kuru → 来るな kuru-na (Jangan datang)
するsuru → するな suru-na (Jangan lakukan)
2. Penggunaan Bentuk Perintah dan Larangan
2-1. Perintah
Pada dasarnya, kata kerja bentuk perintah dan larangan digunakan untuk menunjukkan perintah secara keras dan kasar, atau paksa. Oleh karena itu, Kesempatan penggunaan ini terbatas. Biasanya, perintah dan larangan ini digunakan dalam hubungan atau situasi di antara pembicara yang berkuasa di tempat dengan lawan bicara yang ada di bawah wewenang pembicara seperti atasan ke bawahan, majikan ke pembantu dsb, atau kelompok yang berdisiplin keras seperti tentara, penjara, dsb. Selain itu, jika pembicara ingin mencari gara-gara atau berkelahi dengan lawan bicara, mungkin saja ungkapan ini dapat digunakan juga.
Contoh Kalimat
Perintah
早くしろ。
Hayaku shi-ro.
Cepatlah lakukan!
全部、食べろ。
Zenbu tabe-ro.
Makanlah semua.
もっと働け。
Motto hatara-ke.
Bekerjalah lebih keras.
Larangan
これ以上、飲むな。
Kore ijoo nomu-na.
Jangan minum lebih dari ini!
泣くな、笑え。
Naku-na, wara-e.
Tertawalah, jangan menangis.
ここでは、話すな。
Koko dewa hanasu-na.
Jangan bicara di sini.
2-2. Situasi Darurat
Kata kerja bentuk perintah dan larangan dapat digunakan jika tidak ada peluang untuk memberikan petunjuk atau penjelasan yang detail karena situasinya darurat seperti saat kebakaran, gempa, dan lain-lain.
Contoh Kalimat
逃げろ。
Nige-ro.
Larilah!
落ち着け。
Ochitsu-ke.
Tenanglah!
よく聞け。
Yoku ki-ke.
Dengarlah dengan baik!
2-3. Sebagai Bahasa laki-laki
Kata kerja bentuk perintah dan larangan dapat digunakan dari laki-laki kepada orang yang tidak usah diberikan kesopanan secara sengaja seperti di antara teman laki-laki akrab dengan teman laki-laki akrab, dari laki-laki kepada perempuan tertentu yang hubungannya dekat dengan laki-laki tersebut, misalnya pacar atau isteri, atau dari bapak kepada anaknya, dari kakak laki-laki kepada adiknya, dsb. Untuk memperlembut suasana, partikel “yo” yang dibubukan pada akhir kalimat.
Hati-hati dengan penggunaan ini karena jika ungkapan ini salah digunakan kepada teman biasa atau sebagainya, terkadang kesan pembicara terasa tidak sopan bahkan biadab.
Contoh Kalimat
こっちに来い(よ)。
Kocchi ni koi (yo).
Ayo, datang ke sini.
遠慮するな(よ)。
Enryo suru-na (yo).
Jangan malu-malu.
あまり食べすぎるな(よ)。
Amari tabe sugiru-na (yo).
Jangan terlalu banyak makan.
2-4. Pengobaran Semangat
Kata kerja bentuk perintah dan larangan dapat digunakan untuk memberikan pengobaran semangat saat menonton lomba, pertandingan, dll, atau untuk menyemangati lawan bicara. Ungkapan ini boleh digunakan oleh kaum perempuan juga.
Contoh Kalimat
がんばれ!
Ganba-re.
Semangat!
行け!
I-ke.
Maju!
走れ!
Hashi-re!
Lari!
負けるな!
Makeru-na!
Jangan kalah!
あきらめるな!
Akirameru-na!
Jangan menyerah!
zenbu: semua
motto: lebih
ijoo: lebih dari
naku: menangis
wara-e: → warau(tertawa)
nige-ro: → nigeru(lari, angkat kaki)
ochitsuke: → ochitsuku(tenang)
enryo suru: malu-malu, segan
makeru: kalah
akirameru: menyerah