Orang Jepang gemar mengucapkan gomennasai (meminta maaf)

lomba_2018Budaya & Kehidupan, Lomba Menulis, ★kelas kita (クラスでの活動)

Orang Jepang selalu mengucapkan gomennasai

Terlebih dahulu, ketika tidak sengaja tertabrak/tersenggol orang lain.
Di Indonesia apabila kita berjalan dikeramaian dan ketika tidak sengaja tertabrak/tersenggol orang lain,pastilan orang tersebut akan meminta maaf terlebih dahulu kepada kita.Dia pasti akan meminta maaf dan mengungkapkan alasannya.Mungkin karena terburu buru atau karena alasan lainnya.Apabila ada kerugian yang disebabkannya,pasti dia akan bersedia untuk menggantinya.

Pengalaman saya ketika tinggal di Jepang sebagai peserta magang di Perusahaan pengalengan ikan tuna, menjadi kebalikannya.Di Jepang, orang akan meminta maaf terlebih dahulu ketika tidak sengaja tertabrak/tersenggol orang lain.Dahulu saya kira hanya dilingkungan tempat saya bekerja saja. Ternyata saya salah, hampir di semua tempat seperti di mall,di jalan, di stasiun atau tempat tempat lainnya.

Apabila ada seseorang yang tidak sengaja tertabrak/tersenggol orang lain,pasti yang tertabrak/tersenggol akan meminta maaf terlebi dahulu.Biasanya mereka agak kaget awalnya, ketika mereka melihat orang yang menabraknya,dengan segera dia mengucapkan gomennasai sambil menundukkan kepalanya.

Ketika saya mengalaminya sendiri, awalnya agak kaget dan ketika menoleh ke orangnya, berharap dia akan meminta maaf kepada saya.Maklum ya beda budaya,butuh beberapa detik untuk menyadari kesalahan saya.Butuh waktu ya untuk beradaptasi dengan kebudayaan mereka.

Selama 2 tahun tinggal di Jepang, banyak hikmah yang bisa saya petik. Dari kebudayan orang Jepang yang gemar meminta maaf terlebih dahulu, mengajarkan kepada saya untuk selalu berlapang dada dengan kesalahan orang lain.Dan selalu meminta maaf terlebih dahulu menjadikan kita manusia yang mulia.Sungguh pelajaran yang berharga dari hal yang kecil.

Meminta maaf ke hewan

Pengalaman ini saya dapatkan ketika melihat seorang wanita yang sedang memberi makan burung burung merpati di sebuah jalan. Dengan jarak sekitar 1 meter dengan wanita tersebut,saya pun terpesona dengan merpati yang mengerumuninya. Merpati merpati itu memakan remahan remahan roti yang ia bagikan. Teman teman merpati itu pun terus berdatangan hingga bergerombol untuk berebut makanan yang sama. Dan tiba tiba sisa roti yang dipegang wanita tersebut terjatuh beserta bungkusnya.Sontak saja merpati merpati itu kaget dan berterbangan menjauh darinya. Tetapi dengan segera, roti itu diambilnya sambil dia mengucapkan gomen, gomen, gomen berulang ulang kepada merpati merpati tersebut. Hingga merpati merpati itu tenang dan kembali memakan remahan remahan roti yang ia bagikan.

Pelajaran yang berharga bagi saya. Orang Jepang memperlakukan hewan layaknya manusia. Di sekitar apato tempat saya tinggal dahulu,orang Jepang suka memelihara anjing.Mereka selalu memberikan nama untuk anjing anjing peliharaannya. Dan Orang Jepang selalu menganggap hewan peliharaannya adalah bagian dari anggota keluarganya.

Meminta maaf kepada tumbuhan

Teringat dengan salah satu adegan dalam film Jepang yang pernah saya tonton di youtube. Di film tersebut, seorang ibu menuturkan kepada anaknya, tentang bunga bunga yang ia rawat. Agar bunga tumbuh subur, ia harus menyapanya setiap hari,merawatnya dengan baik serta berterima kasih kepadanya atas keindahan yang sudah diberikan. Dan ketika tanamannya layu,sang ibu menuturkan kepada anaknya agar dia meminta maaf karena sudah mengabaikannya. Dan berjanji akan merawatnya dengan baik. Dan akan selalu menyapanya setiap hari. Orang Jepang memperlakukan tumbuhan seperti layaknya manusia yang punya perasaan.

Orang Jepang sangat mencintai tanaman.Di rumah rumah orang Jepang yang minimalis, selalu ada bunga bunga yang ditanam dalam pot pot kecil.Meskipun tidak ada tempat untuk menanamnya.Bunga Sakura selalu mekar dengan indahnya, dan tidak ada yang memetiknya. Karena memang dilarang untuk dipetik. Hubungan yang sangat harmonis antara manusia,hewan dan tumbuhan. Mereka saling menghormati keberadaan masing masing sebagai makhluk hidup di bumi ini.

Arigatou gozaimasu.

Penulis: Erli Dwi