Tara (Kalimat Pengandaian)「たら」
Pola Kalimat
Anak Kalimat (B.Biasa Lampau) ら、Kalimat pokok
Anak Kalimat (B.Biasa Lampau) +ra、Kalimat pokok
Jika Anak Kalimat, Kalimat Pokok (setiap kasus secara terbatas)
Penjelasan
Pola kalimat ini digunakan untuk menunjukkan bahwa jika pengandaian yang dinyatakan pada kalimat pertama (anak kalimat) terjadi, maka isi yang dinyatakan pada kalimat kedua (kalimat pokok) juga ikut terjadi.
Pada dasarnya, “-tara (atau dara)” menunjukkan hubungan antara pengandaian dan kejadian pada setiap kasus atau setiap situasi secara terbatas (bukan seperti kalimat syarat “-to” atau “-ba” yang menyatakan syarat secara umum dan konstan seperti fenomena alam dan kebiasaan umum). Pengandaian yang dinyatakan pada kalimat pertama dan kejadian yang dinyatakan pada kalimat kedua berlangsung secara berurutan.
Perhatikan, perdikat pada kalimat pertama selalu berupa “bentuk biasa lampau + ra” meskipun kalimat kedua berupa baik bentuk halus, maupun bentuk non-lampau. Oleh karena terdapat kata “ta-ra (da-ra)” pada kalimat pertama, bentuk ini disebut juga sebagai bentuk “tara”.
Pola kalimat ini dapat dikatakan sebagai bahasa lisan, dan digunakan dalam percakapan secara luas, tetapi tidak tepat digunakan dalam penulisan.
1. Pengandaian yang Tidak Pasti Terjadi
1億ドルあったらメンテンに家を建てたいです。
Ichi-oku doru atta-ra, Menteng ni ie o tate-tai desu.
Kalau ada 100 juta dollar, saya ingin membangun rumah di Menteng.
雨が降ったら中止にします。
Ame ga futta-ra chuushi ni shi-masu.
Kalau hujan turun, akan dibatalkan.
忙しくなかったら、明日、映画を見に行きませんか。
Isogashi-ku nakatta-ra, asu eega o mini iki-masen ka.
Kalau tidak sibuk, bagaimana kalau kita pergi nonton film besok?
2. Pengandaian yg Pasti atau Hampir Pasti Terjadi
午後になったら、迎えに行きます。
Gogo ni natta-ra, mukae ni iki-masu.
Kalau sudah jadi siang, saya akan pergi menjemputmu.
大学を卒業したら、日本で働く予定です。
Daigaku o sotsugyoo shita-ra, Nihon de hatara-ku yotee desu.
Kalau sudah tamat universitas, saya berencana untuk bekerja di Jepang.
仕事が終わったら、ラーメンを食べに行きませんか。
Shigoto ga owatta-ra, raamen o tabe ni iki-masen ka.
Kalau sudah selesai kerja, bagaimana kalau kita pergi makan ramen?
3. Syarat dan Maksud Pembicara
“Bentuk tara” dapat digunakan untuk menyatakan maksud pembicara seperti keinginan, permintaan, ajakan, dsb.
Maksud
高校を卒業したら親の仕事を手伝うつもりです。
Kookoo o sotsugyoo shi-tara oya no shigoto o tetsudau tsumori desu.
Kalau sudah tamat SMA, saya bermaksud membantu pekerjaan orang tua saya.
Keinginan
大きくなったらジャカルタで働きたいです。
Ookiku natta-ra, Jakarta de hataraki tai desu.
Kalau sudah menjadi besar, saya ingin kerja di Jakarta.
Ajakan
仕事がおわったら、遊びに行きましょう。
Shigoto ga owatta-ra, asobi ni iki-mashoo.
Kalau sudah selesai kerja, mari kita pergi bermain.
Permintaan
お金が貯まったら、僕と結婚してください。
O-kane ga tamatta-ra, boku to kekkon shite kudasai.
Kalau uangnya sudah banyak ditabung, tolong menikahlah denganku.
4. Lampau
“Tara (dara)” dapat digunakan untuk menunjukkan kejadian yang dinyatakan pada kalimat kedua terjadi akibat aksi yang dinyatakan pada kalimat pertama secara berturut-turut dan tidak sengaja seperti penemuan, kejutan, hal yang tidak menguntungkan, dan sebagainya pada masa lampau.
公園で散歩していたら、ケンさんと会った。
Kooen de sanpo shite ita-ra, Ken-san to atta.
Saat jalan-jalan di taman, bertemu dengan Ken. (lampau)
映画館に行ったら、休みだった。
Eega-kan ni itta-ra, yasumi datta.
Saya pergi ke bioskop, tetapi tutup. (lampau)
まっすぐ進んだら、行き止まりだった。
Massugu susunda-ra, ikidomari datta.
Saya maju lurus, tetapi (menghadapi) jalan buntu.
窓を開けたら、タバコの煙が入ってきた。
Mado o aketa-ra, tabako no kemuri ga haitte kita.
Saat saya membuka pintu, asap rokoknya masuk .
強く押したら、こわれた。
Tsuyoku oshita-ra, kowareta.
Saat saya menekannya dengan keras, (itu) rusak.
tate-tai: → tateru(membangun)
mukae ni: → mukaeru(menjemput, menyambut, menerima)
sotsugyoo shita: sotsugyoo suru(tamat)
tamatta ra: → tamaru(ditabung)
susunda: → susumu(maju)
ikidomari: jalan buntu
oshita: → osu(menekan)
kowareta: → kowareru(rusak)