Sumber Kegalauan Belajar Bahasa Jepang dan Solusinya

Cara Belajar Bahasa JepangTips & Review

 

 

Sering merasa galau? Jangan khawatir. Saya sudah merangkumkan lima sumber utama rasa galau saat belajar bahasa Jepang dan solusi-solusinya.

 

1. Bakat

🙁 Pikiran galau:

“Aku sudah belajar bahasa Jepang sekian tahun tetapi masih N-sekian. Temanku baru belajar sekian lama tetapi sudah N-sekian. Mungkin aku tidak bakat.”

 

🙂 Solusi:

Pertanyaan pertama yang harus kamu tanyakan terhadap diri sendiri adalah berapa lama kamu belajar bahasa Jepang setiap harinya? Sebelum kamu menghakimi diri sendiri tidak berbakat, mungkinkah teman kamu belajar dan berinteraksi dengan bahasa Jepang jauh lebih intensif? Misalnya, kamu belajar selama satu jam setiap hari, padahal temanmu belajar selama tiga jam setiap hari. Wah, dalam satu tahun saja sudah berbeda 365 jam!

Sayangilah diri sendiri dan evaluasi dirimu sendiri dengan adil. Berikan kritik konstruktif. Selain itu, belajar bukanlah sebuah kompetisi yang menakutkan. Jika temanmu lebih menguasai materi tertentu, cobalah berdiskusi bersama. Dengan demikian, hubunganmu dengan temanmu akan menjadi lebih erat.

 

 

2. Waktu

🙁 Pikiran galau:

“Aku sibuk. Aktivitasku banyak. Rasanya tidak sempat belajar.”

 

🙂 Solusi:

Saya sendiri sering merasakan pikiran galau yang satu ini. Tetapi sejujurnya saya hanya perlu belajar mengatur prioritas dengan lebih baik. Cobalah teknik ‘minimum baseline’ oleh Brooke Castillo. Minimum baseline artinya kita menentukan suatu target yang kecil sekali, misalnya belajar bahasa Jepang 1 menit setiap harinya. Sesibuk apa pun jadwal kita, kita pasti tetap memiliki setidaknya 1 menit untuk belajar, bukan? Tujuan target minim ini untuk melatih konsistensi dan disiplin. Tentu saja, biasanya kita pasti akan tergoda untuk belajar lebih dari 1 menit.

 

 

3. Malas/Perfeksionis

🙁 Pikiran galau:

“Aku ingin mahir bahasa Jepang, tetapi.. Malas ah.”

 

🙂 Solusi:

Cobalah baca solusi nomor dua di atas. Lalu, tanyalah pada diri sendiri apa sebab rasa malas ini. Kadang rasa malas belajar muncul jika kita merasa terlalu perfeksionis. Misalnya, “Hari ini letih sekali. Aku tidak mungkin belajar secara maksimal.” atau “Hari ini sibuk, hanya sempat belajar sebentar. Aku belajar besok saja deh.”

Salah satu gejala perfeksionisme adalah menganggap segala hal menjadi biner, antara super maksimal atau tidak sama sekali. Padahal, belajar tidak efektif selama satu menit lebih efektif daripada tidak belajar sama sekali.

Rasa malas juga dapat muncul ketika metode belajar tidak sesuai dengan karakter kita. Sewaktu saya mulai belajar bahasa Jepang, saya sempat mencoba belajar dari sebuah buku yang sangat terkenal. Meskipun buku tersebut sangat bermanfaat, saya tidak nyaman dengan tampilan tata letak isi buku tersebut. Alhasil, saya merasa sangat malas belajar. Setiap orang memiliki karakter yang berbeda. Yuk coba berbagai metode belajar hingga kamu menemukan metode yang paling tepat untukmu!

 

 

4. Faktor Eksternal

🙁 Pikiran galau:

“Buku/guru/dosen/jurusan/buku/lingkungan/keluarga/kondisi saya tidak mendukung! Bagaimana mungkin saya bisa sukses belajar bahasa Jepang.”

 

🙂 Solusi:

Berusahalah mengubah keadaan. Jika tidak bisa kamu ubah, berusahalah memaafkan, berterima kasih, dan move on. Sesederhana itu. Daripada menyalahkan orang lain, lebih baik bila kita mencoba mencari solusi, bukan?

 

 

5. Biaya

Belajar bahasa Jepang tidak harus mahal. Materi dari Tanaka sensei sangat komprehensif, akurat, dan juga gratis! Jangan lupa beri tahu teman-temanmu yang ingin belajar bahasa Jepang ya! (Eh malah iklan. Namanya juga admin. Hahaha.)

Punya sumber galau yang lain? Gabung ke grup di facebook → KLIK

Nanti kita coba cari solusinya bersama-sama!

 

Semoga bermanfaat!