Bentuk Perintah dan Larangan I

N4-5Permintaan/Perintah/dll, Tata Bahasa

PenjelasanKosakataLatihan

 

Pola Kalimat

 KK(Bentuk Perintah) 
 KK-lah 

 KK(bentuk Larangan) 
 Jangan melakukan KK 

 

Struktur kalimat

KK(bentuk Perintah)s-171-1

KK(Bentuk Larangan)s-171-1-1

 

Penjelasan

Pada umumnya, kedua pola kalimat di atas digunakan untuk menunjukkan perintah yang berkesan keras. Setiap pembentukan serta penggunaan bentuk perintah dan larangan sebagai berikut di bawa ini.

 

 

Pembentukan Bentuk Perintah dan Larangan

Pembentukan Bentuk Perintah

t-171

KK Kelompok I
Akhiran “u” dari bentuk kamus diubah menjadi “e”.
う ka-uえ ka-e (Belilah)
すわる suwar-uすわれ suwar-e (Duduklah)
およぐ oyog-uおよげ oyog-e (Berenanglah)

KK Kelompok II
Akhiran “ru” dari bentuk kamus diubah menjadi “ro”.
る mi-ruろ  mi-ro (Lihatlah)
たべべる tabe-ruべろ tabe-ro (Makanlah)

KK Kelompok III
kuruい koi (Datanglah)
する suru → しろ shiro (Lakukanlah)

 

Pembentukan Bentuk Larangan

KK(Bentuk Kamus) + na

Untuk membuat kata kerja bentuk larangan, akhiran “na” yang dibubuhkan di belakang kata kerja bentuk kamus.

う kau → うな kau-na (Jangan beli)
すわる suwaru → すわるな suwaru-na (Jangan duduk)
およぐ oyogu → およぐな oyogu-na (Jangan berenang)
る miru → るな miru-na (Jangan lihat)
べる taberu → べるな taberu-na (Jangan makan)
る kuru → るな kuru-na (Jangan datang)
するsuru → するな suru-na (Jangan lakukan)

 

 

 

2. Penggunaan Bentuk Perintah dan Larangan

2-1. Perintah

Pada dasarnya, kata kerja bentuk perintah dan larangan digunakan untuk menunjukkan perintah secara keras dan kasar, atau paksa. Oleh karena itu, Kesempatan penggunaan ini terbatas. Biasanya, perintah dan larangan ini digunakan dalam hubungan atau situasi di antara pembicara yang berkuasa di tempat dengan lawan bicara yang ada di bawah wewenang pembicara seperti atasan ke bawahan, majikan ke pembantu dsb, atau kelompok yang berdisiplin keras seperti tentara, penjara, dsb. Selain itu, jika pembicara ingin mencari gara-gara atau berkelahi dengan lawan bicara, mungkin saja ungkapan ini dapat digunakan juga.

 

Contoh Kalimat

Perintah 

はやしろ
Hayaku shi-ro.
Cepatlah lakukan!

 

全部ぜんぶ
Zenbu tabe-ro.
Makanlah semua.

 

もっとはたら
Motto hatara-ke.
Bekerjalah lebih keras.

 

Larangan

これ以上いじょう
Kore ijoo nomu-na.
Jangan minum lebih dari ini!

 

わらえ。
Naku-na, wara-e.
Tertawalah, jangan menangis.

 

ここでは、はな
Koko dewa hanasu-na.
Jangan bicara di sini.

 

 

2-2. Situasi Darurat

Kata kerja bentuk perintah dan larangan dapat digunakan jika tidak ada peluang untuk memberikan petunjuk atau penjelasan yang detail karena situasinya darurat seperti saat kebakaran, gempa, dan lain-lain.

 

Contoh Kalimat


Nige-ro.
Larilah!

 


Ochitsu-ke.
Tenanglah!

 

よく
Yoku ki-ke.
Dengarlah dengan baik!

 

 

2-3. Sebagai Bahasa laki-laki

Kata kerja bentuk perintah dan larangan dapat digunakan dari laki-laki kepada orang yang tidak usah diberikan kesopanan secara sengaja seperti di antara teman laki-laki akrab dengan teman laki-laki akrab, dari laki-laki kepada perempuan tertentu yang hubungannya dekat dengan laki-laki tersebut, misalnya pacar atau isteri, atau dari bapak kepada anaknya, dari kakak laki-laki kepada adiknya, dsb. Untuk memperlembut suasana, partikel “yo” yang dibubukan pada akhir kalimat.

Hati-hati dengan penggunaan ini karena jika ungkapan ini salah digunakan kepada teman biasa atau sebagainya, terkadang kesan pembicara terasa tidak sopan bahkan biadab.

 

Contoh Kalimat

こっちに)。
Kocchi ni koi (yo).
Ayo, datang ke sini.

 

遠慮えんりょする)。
Enryo suru-na (yo).
Jangan malu-malu.

 

あまりすぎる)。
Amari tabe sugiru-na (yo).
Jangan terlalu banyak makan.

 

 

2-4. Pengobaran Semangat

Kata kerja bentuk perintah dan larangan dapat digunakan untuk memberikan pengobaran semangat saat menonton lomba, pertandingan, dll, atau untuk menyemangati lawan bicara. Ungkapan ini boleh digunakan oleh kaum perempuan juga.

 

 Contoh Kalimat

がんば
Ganba-re.
Semangat!

 


I-ke.
Maju!

 

はし
Hashi-re!
Lari!

 

ける
Makeru-na!
Jangan kalah!

 

あきらめる
Akirameru-na!
Jangan menyerah!

 

 

zenbu: semua
motto: lebih
ijoo: lebih dari
naku: menangis
wara-e: → warau(tertawa)
nige-ro: → nigeru(lari, angkat kaki)
ochitsuke: → ochitsuku(tenang)
enryo suru: malu-malu, segan
makeru: kalah
akirameru: menyerah

 

 

tunggu