Bentuk Biasa 「常体形(jootai-kee)」

Bentuk.Biasa, N4-5, PerbedaanBentuk Biasa, Tata Bahasa, Perbedaan

PenjelasanLatihan

 

I. Bentuk Halus dan Bentuk Biasa

Dalam bahasa Jepang, terdapat dua jenis bentuk kalimat, yaitu Bentuk Halus (丁寧体: teinee-tai) dan Bentuk Biasa (常体: joo-tai, 普通体: futsuu-tai, atau plane-form).

Kedua bentuk memiliki “style” (gaya) yang berbeda untuk menunjukkan tujuan yang berbeda. Pada dasarnya, bentuk halus digunakan untuk menunjukkan rasa hormat dari “pembicara” kepada “lawan bicara”, sedangkan bentuk biasa hanya menyatakan hal atau fakta secara nyata dan langsung.

Pada umumnya, kalimat bentuk halus diakhiri dengan jenis “masu” dan “desu”, sedangkan kalimat bentuk biasa diakhiri dengan bentuk biasa seperti “da”, “ta”, dll (penjelasan yg lengkap ada di bawah)

 

Contoh Kalimat Bentuk Halus dan  Biasa

★Bentuk Halus
けさ5じにおきました。きょうは15にちです。あついです
Kesa 5-ji ni oki-mashita. Kyoo wa 15-nichi desu. atsui desu.

★Bentuk Biasa
けさ5じにおき。きょうは15にち。あつい。
Kesa 5-ji ni okita. Kyoo wa 15-nichi da. atsui.

Artinya, sama-sama “Tadi pagi bangun jam 5. Hari ini tanggal 15. Panas.”

 

Kalau begitu, bentuk halus dan bentuk biasa digunakan dalam situasi seperti apa, kepada siapa, dan bagaimana? Penjelasan yang lebih detail sebagai berikut di bawah ini.

 

Perbedaan Penggunaan antara Bentuk Halus dan Bentuk Biasa

 

1. Percakapan

Bentuk halus digunakan untuk orang yang tidak kenal, orang yang baru kenal, atau orang orang yang ditemui dalam situasi bisnis (kepada tamu, klien, atasan, kawan sekantor, dll), sekolah (kepada guru, atau siswa-siswi dalam kelas), tempat umum, berita-berita yang disampaikan oleh penyiar, dan sebagainya. Selain itu, biasanya, bentuk halus digunakan dari bawahan ke atasan, orang yang lebih muda ke yang lebih tua, junior ke senior, dan seterusnya. Akan tetapi, bentuk ini dapat juga digunakan dari atasan ke bawahan, orang yang lebih tua ke yang lebih muda, dan senior ke junior dengan rasa hormat, itu tergantung situasi dan sikap pribadinya karena pada dasarnya, bentuk halus memang digunakan untuk menunjukkan kesopanan dan kehalusan kepada lawan bicara siapa saja.

Sedangkan, bentuk biasa digunakan untuk orang yang hubungannya dekat dengan pembicara seperti keluarga, sahabat dan teman akrab. Bentuk biasa sering digunakan dengan partikel akhir (終助詞: shuujoshi) seperti "ne", "dane" "yo" dan lain-lain.

*contoh kasus: saya biasa pake bentuk halus kepada beberapa(bukan semua ya) saudara seperti paman, bibi, sepupu, dll, mungkin karena saya jarang bertemu dengan mereka sehingga merasa tidak dekat seperti keluarga kandung atau teman sahabat saya.

Bentuk halus memang lebih "aman" digunakan bagi pemula belajar bahasa Jepang, karena jika menggunakan bentuk biasa yang tidak tepat, Anda dianggap orang yang kurang sopan bahkan dikira ingin cari gara-gara terhadap lawan bicara, meskipun pembicara tidak bermaksud begitu. Ini sebenarnya bukan soal tata bahasa, tetapi soal pemahaman budaya dan kebiasaan orang Jepang yang susah dipelalari dari buku atau internet tanpa pengalaman langsung.

 

2. Penulisan

Sebaliknya, penulisan resmi seperti undang-undang, skripsi, makalah, koran, laporan,  dll, biasanya ditulis dalam “bentuk biasa”. Selain itu, sebagian karangan seperti esai, novel, otobiografi, dll juga ditulis dalam bentuk biasa (tergantung sang penulis ingin menyatakan atau mengekspresikan karangannya seperti apa) karena bentuk biasa cocok untuk menyampaikan fakta secara langsung tanpa mengisi perasaan pembicara yang subjektif, sehingga bentuk biasa sering digunakan dalam penelitian, studi, dan seterusnya.

Sedangkan, e-mail, surat biasa untuk sehari-hari, naskah pidato, dll biasanya ditulis dalam bentuk halus karena penulisan-penulisan tersebut ditulis untuk pembaca atau pendengar (=lawan bicara) tertentu, sehingga penulis pun memperhatikan lawan bicara dengan menunjukkan rasa hormat kepada lawan bicara. Sebagian karangan seperti esai, novel, otobiografi dll juga ditulis dalam bentuk halus (tergantung sang penulis ingin menyatakan atau mengekspresikan karangannya seperti apa).

 

**// Dengan demikian, jika orang Jepang melakukan presentasi studi di depan orang, materi atau dokumennya ditulis dalam bentuk biasa (biar objektif), tetapi peneliti berbicara dalam bentuk halus kepada lawan bicara (biar menunjukkan rasa hormat)  untuk menjelaskan penelitiannya ^^;  //**

 

Bentuk Biasa Dalam Pola Kalimat Baik Percakapan Maupun Penulisan

Dan, sebenarnya, dapat dikatakan juga bentuk biasa adalah bentuk dasar dalam bahasa Jepang, sehingga banyak bentuk biasa dimasukkan ke dalam pola kalimat bahasa Jepang sama seperti bentuk te, nai, dan lainnya. Coba lihat pola kalimat pola kalimat yang diperkenalkan di web wkwkjapan.com. →


https://wkwkjapan.com/tag/bentuk-biasa/


Sedikitnya, terdapat 100 pola kalimat yang menggunakan bentuk biasa, padahal materi wkwkjapan belum lengkap. Dan, hampir semua pola kalimat tersebut dapat digunakan baik dalam bahasa formal, maupun informal karena bentuk biasa adalah hanya bentuk dasar atau akar dalam kalimat. Artinya bahasa formal terbuat dari bentuk biasa, bahasa informal juga terbuat dari bentuk biasa.

Dengan kata lain, para pelajar bahasa Jepang harus menguasai bentuk biasa baik untuk percakapan secara kasual maupun penulisan secara formal. Tanpa menguasai bentuk formal, kita tidak akan menguasai bahasa formal dan informal dua-duanya. Sebagai bentuk dasar dalam kalimat bahasa Jepang, bentuk biasa itu sangat penting.

 

 

★Perhatian★

Konsep formal dan informal dalam bahasa Indonesia tidak dapat diterapkan secara langsung ke konsep bentuk halus dan biasa dalam bahasa Jepang karena penggunaan dan konsep antara formal/informal dan bentuk halus/biasa memang berbeda.

 

Terakhir, contoh kalimat yang tadi di atas dapat dijelaskan bahwa

 

★Bentuk Halus
けさ5じにおきました。きょうは15にちです。あついです
Kesa 5-ji ni oki-mashita. Kyoo wa 15-nichi desu. atsui desu.
Tadi pagi bangun jam 5. Hari ini tanggal 15. Panas.
※Menyatakan hal dengan menunjukkan rasa hormat kepada lawan bicara.

 

★Bentuk Biasa
けさ5じにおき。きょうは15にち。あつい。
Kesa 5-ji ni okita. Kyoo wa 15-nichi da. atsui.
Tadi pagi bangun jam 5. Hari ini tanggal 15. Panas.
※Bentuk ini tidak kasar dan tidak informal, tetapi hanya menyatakan hal secara nyata dan langsung tanpa perhiasan. 

 

 

II. Cara Membuat Bentuk Biasa

Pada umumnya, "bentuk halus" berakhiran kelompok "-desu" dan "-masu", sedangkan akhiran "bentuk biasa" dibuat sesuai aturan berikut di bawah ini.

 

1. Kata Kerja Kelompok I

 

Positif / masa non-lampau
Bentuknya sama dengan bentuk Kamus.

kau → kau
suwaru → suwaru
oyogu → oyogu

 

Negatif / masa non-lampau
Bentuknya sama dengan bentuk Nai. (KK bentuk.Nai + "nai")

KK(bentuk Nai) + nai → KK(bentuk Nai) + nai
kawa-nai → kawa-nai
suwara-nai → suwara-nai
oyoga-nai → oyoga-nai

 

Positif / masa lampau
Akhiran "e" dari bentuk Te diganti dengan "a".

KK(bentuk Te) ea
katte → katta
suwatte → suwatta
oyoide → oyoida

 

Negatif / masa lampau
Akhiran "nai" dari bentuk Nai diganti dengan "nakatta". (KK bentuk.Nai + "nakatta")

KK(bentuk Nai) + nai → KK(bentuk Nai) + nakatta
kawa-nai → kawa-nakatta
suwara-nai → suwara-nakatta
oyoga-nai → oyoga-nakatta

 

ajakan
Akhiran "u" dari bentuk Kamus diganti dengan "oo".

KK(bentuk Kamus) -u → KK(bentuk Kamus) + oo
ka-u → ka-oo
suwar-u → suwar-oo
oyog-u → oyog-oo

 

2. Kata Kerja Kelompok II

Cara pembentukannya sama dengan pembentukan bentuk biasa untuk kata kerja kelompok I, kecuali bentuk ajakan. Untuk menbuat bentuk biasa ajakan, akhiran "ru" dari bentuk Kamus diganti dengan "yoo".

KK(bentuk Kamus) -ru → KK(bentuk Kamus) + yoo
mi-ru → mi-yoo
tabe-ru → tabe-yoo

 

3. Kata Kerja kelompok III : Irregular(kuru dan suru)

Cara pembentukannya sama dengan pembentukan bentuk biasa untuk kata kerja kelompok I, kecuali bentuk ajakan. Untuk menbuat bentuk biasa ajakan, akhiran "nai" dari bentuk Nai diganti dengan "yoo".  (KK bentuk.Nai + "yoo")

KK(bentuk Nai) + nai → KK(bentuk Nai) +  yoo
ko-nai → ko-yoo
shi-nai → shi-yoo

 

4. Kata Sifat-i

Positif / masa non-lampau
Menghilangkan "desu" dari bentuk halus "KS-i + desu".

KS-i + desu →  KS-i + desu
atsu-i desu → atsu-i
ooki-i desu → ooki-i
kawai-i desu → kawai-i

 

Negatif / masa non-lampau
"(wa) ari-masen" dari bentuk halus diganti dengan "nai"

KS-i (i → ku) + wa ari-masen → KS-i (i → ku) + nai
atsu-ku (wa) ari-masen → atsu-ku nai
ooki-ku (wa) ari-masen → ooki-ku nai
kawai-ku (wa) ari-masen → kawai-ku nai

 

Positif / masa lampau
Menghilangkan "desu" dari bentuk halus "KS-i (i) + katta desu".

KS-i (i) + katta desu → KS-i (i) + katta desu.
atsu-katta desu → atsu-katta
ooki-katta desu → ooki-katta
kawai-katta desu → kawai-katta

 

Negaitif / masa lampau
"(wa) ari-masen deshita" dari bentuk halus diganti dengan "nakatta"

KS-i (i → ku) + (wa) ari-masen deshita → KS-i (i → ku) + nakatta
atsu-ku (wa) ari-masen deshita → atsu-ku nakatta
ooki-ku (wa) ari-masen deshita → ooki-ku nakatta
kawai-ku (wa) ari-masen deshita → kawai-ku nakatta

 

5. Kata Sifat-na / Kata Benda

Positif / masa non-lampau
"desu" dari bentuk halus diganti dengan "da"

KS-na + desu → KS-na + da
genki desu → genki da
majime desu → majime da
watashi desu → watashi da
gado-gado desu → gado-gado da

 

Negatif / masa non-lampau
"dewa/ja ari-masen" dari bentuk halus diganti dengan "dewa/ja nai"

KS-na + dewa/ja ari-masen → KS-na + dewa/ja nai
genki dewa/ja ari-masen → genki dewa/ja nai
majime dewa/ja ari-masen → majime dewa/ja nai
watashi dewa/ja ari-masen → watashi dewa/ja nai
gado-gado dewa/ja ari-masen → gado-gado dewa/ja nai

 

*Pada umumnya, "dewa nai" digunakan dalam tulisan, sedangkan "ja nai" digunakan dalam percakapan.

 

Positif / masa lampau
"deshita" dari bentuk halus diganti dengan "datta"

KS-na + deshita → KS-na + datta
genki deshita → genki datta
majime deshita → majime datta
watashi deshita → watashi datta
gado-gado deshita → gado-gado datta

 

Negatif / masa lampau
"dewa/ja ari-masen deshita" dari bentuk halus diganti dengan "dewa/ja nakatta"

KS-na + dewa/ja ari-masen deshita → KS-na + dewa/ja nakatta
genki dewa/ja ari-masen deshita → genki dewa/ja nakatta
majime dewa/ja ari-masen deshita → majime dewa/ja nakatta
watashi dewa/ja ari-masen deshita→ watashi dewa/ja nakatta
gado-gado dewa/ja ari-masen deshita → gado-gado dewa/ja nakatta

 

*Pada umumnya, "dewa nakatta" digunakan dalam tulisan, sedangkan "ja nakatta" digunakan dalam percakapan.

 

6. Kalimat Tanya

t-114-07

Fungsi akhiran "no" dalam kalimat bentuk biasa sama dengan fungsi akhiran "ka" dalam kalimat bentuk halus, yaitu membentuk "kalimat tanya".  Namun, "no" dalam kalimat bentuk biasa dapat digunakan untuk percakapan saja (tidak cocok untuk tulisan). 

Gakkoo ni iki-masu ka? → Gakkoo ni iku no?
Nani o tabe-masu ka? → Nani o tabe-ru no?
Genki deshita ka? → Genki datta no?

 

*pengecualian*
1. "no" tidak dapat digunakan untuk ajakan. Tetaplah gunakan "ka".

Tabe-mashoo ka? → Tabe-yoo ka?
Iki-mashoo ka? → Ik-oo ka?

 

2. Untuk KS-na dan KB dalam positif/masa non-lampau,  akhiran "desu ka" diganti dengan "na no"  (Jika "no" dibubuhkan pada akhir kalimat positif/non-lampau "KS-na/KB + da", maka "da" dari "KS-na/KB + da" diubah menjadi "na")

Kare wa majime desu ka. → Kare wa majime na no.
Tanaka-san desu ka. → Tanaka san na no.

 

7. Ya dan Tidak

t-114-08

“Hai (ya)” dan “Iie (tidak/bukan)” dalam bentuk halus diubah menjadi “un (ya)” dan “iya (tidak/bukan)” dalam percakapan bentuk biasa.

Hai, wakari-mashita → Un, wakatta.
Iie, wakari-masen → Iya, wakara-nai.

 

*Hati-hati dengan kata “iya” dalam bentuk biasa. Meskipun ucapannya mirip “iya” atau “ya” dalam bahasa Indonesia, “iya” ini tidak mengiyakan melainkan menyangkal pertanyaan.

 

-Daftar Contoh Bentuk Halus dan Bentuk Biasa-t-114-09

 

 

1. Terjemahkan dan ubahlah kata kerja berikut ke bentuk Kamus dan bentuk Nai

Contoh
berlari → hashiru, hashira-nai

1) membeli
2) duduk
3) menjual
4) naik
5) menunggu
6) mendengar
7) berbicara
8) bermain
9) membaca
10) berenang
11) melihat
12) makan
13) datang
14) melakukan

 

2. Ubahlah kata kerja berikut ke bentuk Te, lalu, ubah lagi ke bentuk Biasa masa lampau positif.

Contoh
hashiru → hashitte, hashitta

1) kau
2) suwaru
3) uru
4) noru
5) matsu
6) kiku
7) hanasu
8) asobu
9) yomu
10) oyogu
11) miru
12) taberu
13) kuru
14) suru

 

3. Ubahlah kata kerja berikut ke bentuk Biasa masa non-lampau negatif dan masa lampau negatif.
Contoh
hashiru → hashira-nai, hashira-nakatta

1) kau
2) suwaru
3) uru
4) noru
5) matsu
6) kiku
7) hanasu
8) asobu
9) yomu
10) oyogu
11) miru
12) taberu
13) kuru
14) suru

 

4. Ubahlah kata kerja berikut ke bentuk Biasa ajakan.

Contoh
hashiru → hashir-oo

1) kau
2) suwaru
3) uru
4) noru
5) matsu
6) kiku
7) hanasu
8) asobu
9) yomu
10) oyogu
11) miru
12) taberu
13) kuru
14) suru

 

5. Ubahlah kata kerja berikut ke lima bentuk dalam bentuk biasa seperti contoh.
Contoh
hashiru → hashiru, hashira-nai, hashitta, hashira-nakatta, hashir-oo

1) kau
2) suwaru
3) uru
4) noru
5) matsu
6) kiku
7) hanasu
8) asobu
9) yomu
10) oyogu
11) miru
12) taberu
13) kuru
14) suru

 

6. Ubahlah kata kerja berikut ke lima bentuk dalam bentuk biasa seperti contoh.
Contoh
hashiru → hashiru, hashira-nai, hashitta, hashira-nakatta, hashir-oo

1) utau
2) owaru
3) tsukuru
4) noboru
5) tatsu
6) aruku
7) sagasu
8) hakobu
9) nomu
10) isogu
11) okiru
12) neru
13) kekkon suru
14) benkyoo suru

 

7. Buatlah kalimat tanya jawab bentuk biasa dengan menggunakan partikel "no" dan kata kata berikut sesuai contoh.

Contoh
Terebi o kai-masu.
A: Terebi o kau no?
B: Un, kau yo / Iya, kawa-nai yo.

1) kuruma o kai-masu.
2) koko ni suwari-masu.
3) baiku o uri-masu.
4) kuruma ni nori-masu.
5) tomodachi o machi-masu.
6) rokku o kiki-masu.
7) Indonesia-go de hanashi-masu.
8) Dewi to asobi-masu.
9) zasshi o yomi-masu. *zasshi: majalah
10) kawa de oyogi-masu.
11) eega o mi-masu.
12) nasi goreng o tabe-masu.
13) nihon ni ki-masu.
14) kare to kekkon shi-masu.

 

8. Buatlah kalimat tanya jawab bentuk biasa dengan menggunakan partikel "no" dan kata kata berikut sesuai contoh.

Contoh
Terebi o kai-mashita.
A: Terebi o katta no?
B: Un, katta yo / Iya, kawa-nakatta yo.

1) kuruma o kai-mashita.
2) koko ni suwari-mashita.
3) baiku o uri-mashita.
4) kuruma ni nori-mashita.
5) tomodachi o machi-mashita.
6) rokku o kiki-mashita.
7) Indonesia-go de hanashi-mashita.
8) Dewi to asobi-mashita.
9) zasshi o yomi-mashita. *zasshi: majalah
10) kawa de oyogi-mashita.
11) eega o mi-mashita.
12) nasi goreng o tabe-mashita.
13) nihon ni ki-mashita.
14) kare to kekkon shi-mashita.

 

9. Buatlah kalimat tanya jawab bentuk biasa dengan menggunakan partikel "no" dan kata kata berikut sesuai contoh.

Contoh
Terebi o kai-masu.
A: Nani o kau no?
B: Un, Terebi o kau tsumori / Iya, nani-mo kawa-nai yo. *tsumori: bermaksud KK

1) kuruma o kai-masu.
2) baiku o uri-masu.
3) rokku o kiki-masu.
4) Dewi to asobi-masu.
5) zasshi o yomi-masu. *zasshi: majalah
6) eega o mi-masu.
7) nasi goreng o tabe-masu.
8) kare to kekkon shi-masu.

 

10. Ubahlah dari bentuk halus ke bentuk biasa.

Contoh
Taka-i deshita → taka-katta

1) naga-ku wa ari-masen.
2) atsu-ku wa ari-masen.
3) ooki-ku wa ari-masen.
4) aka-ku wa ari-masen.
5) tsumeta-ku wa ari-masen.
6) naga-i deshita
7) atsu-i deshita
8) ooki-i deshita
9) aka-i deshita
10) tumeta-i deshita
11) naga-ku wa ari-masen deshita
12) atsu-ku wa ari-masen deshita
13) ooki-ku wa ari-masen deshita
14) aka-ku wa ari-masen deshita
15) tsumeta-ku wa ari-masen deshita

 

11. Ubahlah kata sifat-i bentuk halus berikut ke empat bentuk (masa non-lampau poitif/negatif dan masa lampau positif/negatif) dalam bentuk biasa seperti contoh.

Contoh
Taka-i → taka-i, taka-ku nai, taka-katta, taka-ku nakatta.

1) mijika-i
2) oo-i
3) sukuna-i
4) kara-i
5) kura-i
6) akaru-i
7) oishi-i
8) kawai-i

 

12. Ubahlah dari bentuk halus ke bentuk biasa.

Contoh
majime desu → majime da

1) kiree desu.
2) genki desu.
3) yuumee desu.
4) suki desu.
5) joozu desu.
6) Indonesia-jin desu.
7) watashi desu.
8) kiree de wa ari-masen.
9) genki de wa ari-masen.
10) yuumee de wa ari-masen.
11) suki de wa ari-masen.
12) joozu de wa ari-masen.
13) Indonesia-jin de wa ari-masen.
14) watashi de wa ari-masen.
15) kiree deshita.
16) genki deshita.
17) yuumee deshita.
18) suki deshita.
19) joozu deshita.
20) Indonesia-jin deshita.
21) watashi deshita.
22) kiree de wa ari-masen deshita.
23) genki de wa ari-masen deshita.
24) yuumee de wa ari-masen deshita.
25) suki de wa ari-masen deshita.
26) joozu de wa ari-masen deshita.
27) Indonesia-jin de wa ari-masen deshita.
28) watashi de wa ari-masen deshita.