Retceh Menuju JLPTeh
Apakah kamu ingin belajar bahasa Jepang tetapi pada kenyataannya lebih suka membaca situs meme daripada belajar? Jika kamu menjawab ya, selamat datang di panduan “Retceh Menuju JLPTeh” di mana selera humor retceh kamu bisa mendukungmu mencari ilmu.
Teman-teman yang tahu tentang serial One Piece pasti kenal dengan Nami. Nami merupakan karakter perempuan ceria yang sebenarnya memiliki masa lalu yang sedih. Pertanyaannya, apa nama panggilan Nami kecil yang sering nangis? Jawabannya.. なみだ. *ba dum tss*
Ya, ya, saya tahu kalau (biasanya) saya memang kurang lucu. Tetapi, saya ingat ketika saya ingin menghafalkan kosakata なみだ (涙) yang berarti air mata, saya sempat kesulitan menghafalkan kosakata tersebut. Sampai akhirnya terpikirkan karakter Nami.
Belajar dengan Gambar
Selain memiliki gejala retceh akut, saya juga suka sekali belajar secara visual. Dari awal belajar hiragana sampai sekarang (persiapan N2), saya suka menulis materi pelajaran sambil dihiasi gambar corat coret saya sendiri. Sewaktu menghafalkan hiragana, saya menyadari bahwa huruf す mirip sekali dengan rambut keriting karakter SUperman. Saya gambar karakter Superman dengan huruf す di keningnya. Hasilnya, saya bisa mengingat karakter tersebut dengan sangat mudah. Catatan saya tidak pernah rapi, tetapi terasa personal dan dekat di hati.
Jika kamu tidak suka menggambar, kamu dapat mengandalkan Google Image untuk menghiasi catatan belajarmu. Saat kamu mencari suatu kosakata di Google Image, hasil gambar yang muncul juga dapat membantu kamu memahami nuansa kosakata tersebut. Tetapi, jangan sampai kamu menghindari menggambar sesuatu hanya karena takut hasilnya jelek. Biasanya saya lebih mudah mengingat sesuatu yang saya gambar sendiri. Semakin jelek gambar saya, semakin lucu saat saya review. Bisa dibilang, hobi saya adalah menertawakan diri sendiri.
Berdasarkan cerita saya di atas, rasanya belajar bahasa Jepang terdengar sangat mudah. Kita hanya perlu membuat lelucon-lelucon lalu otomatis bisa menguasai semua materi kan? Tidak semudah itu, Ferguso.
Catatan Digital
Meskipun lucu, lelucon yang kita buat bisa saja terlupakan. Itulah sebabnya saya sering sekali merekomendasikan aplikasi ini sampai saya terdengar seperti kaset rusak; aplikasi flashcards favorit saya yaitu Anki (*1). Sama seperti komedian yang harus melatih leluconnya agar tidak lupa, Anki dapat membantu kamu untuk mengingat segala hal dengan efektif. Tidak seperti catatan konvensional, dengan Anki saya dapat menambahkan ide lelucon yang terpikirkan pada saat review atau bahkan informasi lainnya seperti tambahan contoh kalimat, gambar, foto, dan bahkan rekaman suara. Dengan demikian, saya tidak merasa terbebani untuk memikirkan lelucon untuk setiap kosakata yang saya pelajari karena saya dapat menambahkan hal tersebut kapan saja. Saat review, terkadang saya juga menghapus atau mengganti lelucon yang sudah tidak terasa relevan agar catatan saya selalu menyenangkan.
Tidak Semua Harus Lucu
Pada saat belajar hal-hal yang tidak bisa saya buat menjadi lelucon, saya tetap mengandalkan gambar, tetapi saya juga mencoba mencari hal-hal yang berkaitan baik dari segi arti, pengucapan, bahkan bentuk. Terkadang saya juga membuat mindmap (*2). Khusus untuk mindmap, saya gunakan aplikasi AnkiMaster (*3) yang cara kerjanya mirip Anki tetapi berbeda karena untuk mindmap saya harus belajar sambil melihat mindmap keseluruhan.
Belajar Kanji Dua Tahap ala Citra
Pada saat belajar kanji, proses belajar saya terbagi menjadi dua tahap. Tahap pertama yaitu fokus pada bentuk kanji dan radikal ぶしゅ (部首) dan mempelajari artinya. Belajar radikal kanji artinya mempelajari makna elemen penyusun suatu kanji. Saya tidak menghafalkan cara baca kanji (onyomi dan kunyomi) pada tahap ini. Saya hanya fokus pada bentuk kanji dan artinya.
Saya belajar kanji tidak berdasarkan level JLPT, tetapi saya mengurutkan kanji umum じょうようかんじ (常用漢字) (*4) berdasarkan jumlah goresan dari kanji bentuk sederhana hingga kompleks (*5). Kenapa demikian? Kalau kita telaah, kanji level JLPT diurutkan berdasarkan kanji yang paling sering muncul, sedangkan kanji level sekolah di Jepang diurutkan berdasarkan arti yang paling mudah agar mudah dipahami anak-anak. Saya ingin belajar bahasa Jepang untuk jangka waktu panjang dan benar-benar menikmatinya, maka saya fokus pada bentuk kanji seperti belajar bermain Lego merangkai kanji sederhana hingga kompleks.
Tahap kedua adalah belajar kosakata yang dilengkapi dengan kanji dan arti kosakata. Pada waktu tahap kedua ini, saya belajar cara baca kanji dalam konteks kosakata karena cara baca kanji dalam bahasa Jepang berbeda-beda tergantung kosakatanya. Saat melihat kanji-kanji tersebut, saya seperti melihat teman lama karena saya sudah kenal bentuk mereka dan artinya. Sehingga pada saat saya menghafalkan arti kosakata, arti kanji penyusun kosakata tersebut juga dapat memperkuat ingatan dan sering menjadi bahan lelucon saya.
Komedi Bahasa Jepang
Tulisan ini telah membahas beberapa teknik belajar secara visual dan belajar melalui lelucon, tetapi janganlah lupa bahwa belajar bahasa sangat penting untuk komunikasi. Komunikasi aktif seperti berbicara dengan orang Jepang maupun komunikasi pasif seperti membaca buku bacaan atau menonton acara TV Jepang sangatlah penting. Dari komunikasi ini, kita bisa belajar banyak tentang kebudayaan dan pola pikir orang lain. Selain itu, acara komedi orang Jepang banyak sekali yang menarik! Acara TV Jepang pun banyak yang lucu-lucu dan informatif. Percayalah belajar itu dapat menjadi suatu pengalaman yang sangat menyenangkan!
Semoga bermanfaat!
*Catatan kaki:
- Tulisan saya tentang Anki juga dapat kamu baca di grup facebook → KLIK.
- Mindmap. Aplikasi yang saya gunakan untuk membuat mindmap dengan mudah: MindNode oleh IdeasOnCanvas Gmbh.
- Aplikasi AnkiMaster oleh Tatsuya Hirose.
- https://en.m.wikipedia.org/wiki/Jōyō_kanji
- https://en.m.wikipedia.org/wiki/List_of_kanji_by_stroke_count