Kara: Kata Penghubung Penyebab「から」

N4-5, Seri から (kara)Penghubung, Tata Bahasa

PenjelasanKosakataLatihan

 

Pola Kalimat

 Anak Kalimat(B.Biasa/halus) から、Kalimat Pokok 
 Anak Kalimat(B.Biasa/halus) kara, Kalimat Pokok 
 Kalimat Pokok karena Anak Kalimat 

 

Struktur kalimat

 

Penjelasan

Pada dasarnya, kata penghubung "kara" digunakan untuk menunjukkan alasan atau penyebab dari yang dinyatakan pada bagian belakang (kalimat pokok) secara subjektif.

Kata ini cenderung menunjukkan perasaan pembicara secara subjektif sehingga kurang tepat saat menjelaskan sebab dan akibat secara objektif dan lembut.

Pada umumnya, “Kara” digunakan dalam percakapan, tetapi tidak tepat digunakan dalam penulisan resmi seperti skripsi, makalah, dan sebagainya. Setiap penggunaan “kara” sebagai berikut di bawah ini.

 

1. Dua Jenis Penyebab yang ditunjukkan “kara”

Terdapat dua jenis penyebab yang ditunjukkan “kara”.

 

1-1. Penyebab Kejadian

“Kara” menunjukkan penyebab kejadian. Kalimat pokok merupakan kejadian akibat dari penyebab tersebut.

 

おいしかったから全部ぜんぶべました。
Oishi-katta kara zenbu tabe-mashita.
Makan semua karena enak.

 

やすかったから、これをいました。
Yasu-katta kara, kore o kai-mashita.
Membeli ini karena murah.

 

ケンさんがから部屋へやよごれた。
Ken-san ga kita kara heya ga yogoreta.
Kamarnya menjadi kotor karena Ken datang. *Ken suka acak-acakan.  🙄 

 

1-2. Penyebab dari Keputusan

“Kara” menunjukkan penyebab dari keputusan. Kalimat pokok merupakan keputusan atau maksud akibat dari penyebab tersebut.

 

すこたかから、これはえません。
Sukoshi takai kara, kore wa kae-masen.
Tidak bisa membeli ini karena sedikit mahal.

 

このスマホはやすからうべきです。
Kono sumaho wa yasu-i kara, kaubeki desu.
Seharusnya, membeli smart phone ini karena murah.

 

今日きょう日曜日にちようびですからやすんだほうがいいですよ。
Kyoo wa nichi-yoobi desu kara, yasunda hoo ga ii desu yo.
Sebaiknya istirahat karena hari ini hari Minggu.

 

2. Ekspresi Maksud Pembicara

“Kara” dapat digunakan saat menyatakan maksud pembicara pada kalimat pokok (kalimat belakang).

 

Permintaan

りんごがべたいからってきてください。
Ringo ga tabe-tai kara, katte kite kudasai.
Tolong pergi membeli apel karena saya mau makan.
*permintaan = katte kite kudasai

 

Maksud

もうすぐあめるみたいだからはやかえろうとおもいます。
Moosugu ame ga furu mitai da kara, haya-ku kaeroo to omoi-masu.
Saya bermaksud untuk cepat pulang karena rupanya sebentar lagi hujan akan turun.
maksud = “haya-ku kaeroo to omoi-masu”

 

Perintah

あとすこしでわるから、がんばれ。
Ato sukoshi de owaru kara, ganbare.
Semangatlah, karena sebentar lagi selesai.
perintah = “Semangatlah”

 

3. “Kara” yang tidak menyatakan penyebab

Terdapat juga “kara” yang tidak menunjukkan penyebab. “Kara” ini dapat digunakan untuk menunjukkan alasan kecil seperti persyaratan atau persiapan. Namun, penggunaan ini hanya berlaku saat pembicara meminta sesuatu kepada lawan bicara dalam permintaan, ajakan, perintah, dan seterusnya.

 

明日あすかえから、20まんルピアしてください。
Asu kaesu kara, 20-man rupiah kashite kudasai.
Tolong pinjam 200 ribu rupiah. Besok, mengembalikannya.
persyaratan = “asu kaesu”

 

つくえうえにお菓子かしがあるからべてください。
Tsukue no ue ni okashi ga aru kara, tabete kudasai.
Kuenya ada di atas meja. (maka,) Silakan makan.
persiapan = “tsukue no ue ni okashi ga aru”

 

あとむかえにから一緒いっしょ映画えいがましょう。
Ato de mukae ni iku kara, issho ni eega o mi-mashoo.
Nanti saya akan pergi menjemputmu. (ayo,) Mari kita nonton film.
persiapan = “ato de mukae ni iku”

 

4. ”~ kara desu”, Jawaban dari Kalimat Tanya Naze

“~ kara desu” digunakan saat menjawab pertanyaan yang menanyakan penyebab dengan menggunakan kata tanya “naze” , “dooshite”, dan sebagainya.

 

なぜおくれたのですか。
Naze okureta no desu ka.
Kenapa terlambat?

みちんでいたからです。
Michi ga konde ita kara desu.
Karena jalannya macet.

 

どうしてべないんですか。
Dooshite tabenai’ n desu ka?
Kenapa tidak makan.

食欲しょくよくがないからです。
Shokuyoku ga nai kara desu.
Karena tidak ada selera.

 

5. ”Kara” yang Berfungsi seperti Partikel Akhir

“Kara” dapat digunakan seperti partikel akhir yang menunjukkan atau menekankan persaan pembicara kepada lawan bicara. Pembicara menekankan rasa aman atau setia kepada lawan bicara dengan cara menyatakan penyebabnya. Ungkapan ini hanya menyatakan bagian penyebab dalam pola kalimat “anak kalimat + kara (bagian penyebab), + kalimat pokok”.

 

ずっとっているから。(大丈夫たいじょうぶ。いってらっしゃい)
Zutto matte iru kara. (Daijoobu. Itte rasshai)
(karena) Saya akan menunggumu selamanya. (Tenanglah. Selamat jalan!)
*ada maksud pembicara “tidak usah khawatir” di belakang “zutto matte iru kara”.

 

ここはぼくはらから。(大丈夫たいじょうぶはらわなくてもいいですよ)
Koko wa boku ga harau kara. (Daijoobu. Harawa-nakute mo ii desu yo)
(karena) di sini saya yang bayar. (Tidak apa-apa. Kamu tidak usah bayar)
*ada maksud pembicara “tidak usah khawatir” di belakang “koko wa boku ga harau kara”.

 

すぐにから。(大丈夫たいじょうぶ。ちょっとっていてください)
Sugu ni iku kara. (Daijoobu. Chotto matte ite kudasai)
(karena) saya akan segera pergi. (Tenanglah. Tunggu sebentar saja)
*ada maksud pembicara “tidak usah khawatir” di belakang “Sugu ni iku kara”.

 

6. Pembentukan Predikat dalam Anak Kalimat Sebelum “kara”

Predikat di depan kata penghubung “kara” dapat berbentuk baik bentuk halus, maupun bentuk biasa sesuai situasi.

 

1. Jika predikat dalam kalimat pokok (kalimat belakang) berbentuk bentuk halus, maka sebaiknya (tetapi tidak harus), predikat dalam anak kalimat (kalimat depan) juga ikut berupa bentuk halus.

 

○ もう真夜中まよなかから、レストランはまっているでしょう。
○ Moo mayonaka da kara, resutoran wa shimatte iru deshoo.
◎もう真夜中まよなかですから、レストランはまっているでしょう。
◎ Moo mayonaka desu kara, resutoran wa shimatte iru deshoo.
Restoran akan tutup karena sudah tengah malam.

 

2. Namun, Jika anak kalimat menunjukkan “penyebab kejadian” dan kalimat pokok merupakan “kejadian akibat dari penyebab tersebut”, maka predikat dalam anak kalimat “harus” berbentuk “bentuk biasa” meskipun predikat dalam kalimat pokok berbentuk bentuk halus maupun bentuk biasa.

 

○ あたまいたかったから会社かいしゃやすみました。 🙂 
○ Atama ga itakatta kara, kaisha o yasumi-mashita.
× あたまいたかったですから会社かいしゃやすみました。 🙁 
× Atama ga itakatta desu kara, kaisha o yasumi-mashita.
Saya tidak masuk kantor karena sakit kepala.

 

○ あめってきたから病院びょういんにはきませんでした。 🙂 
○ Ame ga futte kita kara, byooin ni-wa iki-masen deshita.
× あめってきましたから病院びょういんにはきませんでした。  🙁 
× Ame ga futte ki-mashita kara, byooin ni-wa iki-masen deshita.
Saya tidak pergi ke rumah sakit karena hujan mulai turun.

 

○ 天気てんきわるからはやかえってきました。 🙂 
○ Tenki ga waru-i kara, haya-ku kaette ki-mashita.
× 天気てんきわるいですからはやかえってきました。 🙁 
× Tenki ga waru-i desu kara, haya-ku kaette ki-mashita.
Saya cepat pulang karena cuacanya buruk.

 

※ Menurut penulis, bentuk biasa lebih aman dipake daripada bentuk halus di bagian anak kalimat dalam pola kalimat kara karena sering terlihat penggunaan keliru.

 

 

zenbu: semua
yogoreta: → yogoreru(menjadi kotor)
sumaho: kata singkatan dari smart phone
yasunda: → yasumu(istirahat)
kaesu: mengembalikan
kashite: → kasu (meminjamkan)
okashi: kue
mukae: → mukaeru(jemput)
konde: → komu(macet)
shokuyoku: selera
harau: → membayar
ma-yonaka → tengah malam

 

 

1. Hubungkanlah dua kalimat dengan menggunakan “kara”, dan terjemahkanlah ke bahasa Indonesia seperti contoh.

Contoh
Q: Ame ga yanda / shuppatsu shi-mashoo.
A: Ame ga yanda kara shuppatsu shimashoo.
(Mari kita berangkat karena hujan berhenti.)

 

1) Kyoo wa isogashi-i / ike-masen.
2) Sukoshi atsu-i / kuuraa o tsuke-masu.
3) Takusan gohan o tabeta / onaka ga ippai desu.
4) Tamago ga kusatte ita / sute-mashita.
5)Kare wa nihon-jin da / touzen nihon-go ga shabere-masu.